Hasto Wardoyo Rebranding BKKBN Baru, Lebih Fresh, dan Kian Keren

1398

Keluarga Jadi Inti Pembangunan Kualitas Manusia

Selain program prioritas nasional Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN juga mempunyai program unggulan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) menjadi salah satu program unggulan dari BKKBN.

Baca juga: Mau Berinvestasi dengan Aman, Begini Caranya

Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas. Program ini tidak lain adalah tugas utama yang juga harus dipikul BKKBN yang sangat lekat dengan pengendalian pertumbuhan penduduk seimbang sehingga fungsi pengendalian penduduk, pengendalian kelahiran dan penjarangan kelahiran tidak boleh dilupakan.

“BKKBN memiliki tugas yang cukup berat tahun ini. Selain tugas utama kita untuk meningkatkan implementasi dan penguatan Program Bangga Kencana hingga seluruh pelosok Indonesia. Kita juga mendapat mandat yang sangat strategis untuk berkontribusi terhadap upaya percepatan penurunan stunting,” jelasnya.

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) turun langsung melayani masyarakat memasang alat kontrasepsi, pada pelayanan KB di Puskesmas Singkawang Barat I. Foto: BKKBN
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) turun langsung melayani masyarakat memasang alat kontrasepsi, pada pelayanan KB di Puskesmas Singkawang Barat I. Foto: BKKBN

BKKBN membangun dengan menyentuh unit analisis terkecilnya berupa keluarga. Sehingga keluarga inilah yang menjadi intinya pembangunan kualitas manusia. Jika keluarga disentuh sebagai unit analisis yang sukses maka desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi bisa menghasilkan satu data berbasis keluarga.

Data keluarga ini menjadi penting bagi BKKBN sembari membangun struktur dengan mendata Sistem Informasi Keluarga yang menyasar sebanyak 68 juta rumah tangga di seluruh Indonesia, hasilnya BKKBN memiliki data by name dan by address.

Baca juga: Konsep Belanda, Jawa Jadi Hutan Lindung Semua

Harapan besar disampaikan Hasto agar era disrupsi teknologi saat ini termanfaatkan untuk revolusi yang dimulai dari keluarga. Mudah-mudahan bisa dipermudah dengan teknologi sehingga menjadi suatu perlawanan terhadap hal-hal yang membuat keluarga terpecah. Mengingat harus ada nilai tukar di satu sisi terdisrupsi teknologi dan disisi lain teknologi harus bisa dimanfaatkan dalam membangun keluarga.

“Ini penting supaya bangsa Indonesia tidak kehilangan jati diri karena gagal mentransformasikan nilai luhur dari orang tua kepada anaknya. Bangsa itu akan hilang jati dirinya kalau hilang karakternya” pungkas Hasto. (*)