Jakob Oetama Meninggalkan Warisan Penting dalam Dunia Jurnalistik

1971
Kepergian pendiri Kompas Gramedia alumnus UGM, Jakob Oetama, meninggalkan sebuah warisan penting dalam dunia jurnalistik. Foto: Kompas
Kepergian pendiri Kompas Gramedia alumnus UGM, Jakob Oetama, meninggalkan sebuah warisan penting dalam dunia jurnalistik. Foto: Kompas

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) UGM pernah jadi tempat Jakob Oetama menimba ilmu.

Dia lulus dari FISIPOL UGM pada 1961 setelah menyelesaikan skripsi berjudul Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin di Jurusan Publisistik.

Keputusan untuk berkuliah di Jurusan Publisistik pun melatarbelakangi pemilihan Jakob untuk menekuni bidang jurnalistik di kemudian hari.

Namun, dalam buku Syukur Tiada Akhir, anak pertama dari 13 bersaudara ini ternyata awalnya memimpikan menjadi seorang pastor.

Karena itu, Jakob mengenyam pendidikan di sekolah calon pastor setingkat SMA di Yogyakarta.

Baca juga: Owner Sambel Jeng Nia Alumnus UGM: Mengolah Cabai Penting untuk Menambah Nilai Jual

Lulus dari sana, pria kelahiran 27 September 1931 ini, melanjutkan ke jenjang seminari tinggi pada 1951.

Namun, tiga bulan saja Jakob menjalani pendidikannya itu. Dia mengundurkan diri lalu banting setir menjadi guru.

Sejumlah sekolah pernah jadi persinggahannya. Yakni SMP Mardiyuwana (Jawa Barat, 1952-1953), Sekolah Guru Bagian B Lenteng Agung (Jakarta, 1953-1954), dan SMP Van Lith (Gunung Sahari, 1954-1956).

Dunia jurnalistik baru disentuh Jakob pada 1956 ketika diamanahi jadi sekretaris redaksi mingguan Penabur.

Di sinilah ketertarikannya dalam dunia tulis menulis tumbuh. Terutama saat tugas redaktur Majalah Penabur diembannya.

Baca juga: Okky Madasari Jadikan Novel sebagai Pengingat Masalah yang Ada di Sekitar Masyarakat