Transtoto: Emil Salim Diapresiasi Karena Tolak Penghargaan, Tapi Tetap Layak Dapat Penghargaan sebagai Pejuang Lingkungan Hidup

333
Prof. Emil Salim dan Dr. Transtoto Handadhari kecewa melihat praktik-praktik perusakan hutan yang terjadi dan penangannya yang lemah. Foto: Dok. Pribadi
Prof. Emil Salim dan Dr. Transtoto Handadhari kecewa melihat praktik-praktik perusakan hutan yang terjadi dan penangannya yang lemah. Foto: Dok. Pribadi

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Kendati Minggu tanggal 25 Juni 2023 hangat dibicarakan penolakan Prof. Dr.Emil Salim atas penganugerahan penghargaan atas jasa-jasa beliau memperjuangkan kemajuan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, banyak tokoh kehutanan dan lingkungan tetap menganggap bahwa perjuangan Emil Salim tetap layak dihargai.

Diantaranya tokoh rimbawan senior, Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) Dr. Transtoto Handadhari menyatakan bahwa kondisi lingkungan hidup di Indonesia memang masih buruk.

Masalahnya di samping penduduknya besar, namun juga ratusan jiwa apalagi yang tinggal di daerah-daerah kurang terperhatikan umumnya tidak disiplin, jorok dan suka buang sampah sembarangan.

Di daerah-daerah tertentu WC masih di kali dan pinggir pantai. Di daerah-daerah kelompok tertentu merokok masih sangat dibiarkan meracuni rakyat. Tapi tokh negara juga melindungi pabrik-pabrik rokok besar.

Baca juga: Transtoto: Sangat Sulit Menarik Rimbawan Berpolitik Sebab Biayanya Mahal

“Sampah plastik yang dibenci khususnya di lautan tersebar mengumpul menjadi sebuah pulau di Samudera Atlantik.”

“Gunungan sampah plastik itu terbesar kedua dikenali para ahli dunia datang dari produk-produk plastik Indonesia (Dr. Retno Hastijanti, ITS, 2023),” lanjutnya.

“Tapi itu merupakan kewenangan banyak instansi pemerintahan. Tidak mungkin ditimpakan sebagai kinerja Prof. Emil Salim semuanya selaku Menteri Lingkungan Hidup saat itu (1985-an),” tuturnya.