Hasto Wardoyo Rebranding BKKBN Baru, Lebih Fresh, dan Kian Keren

1389

Percepatan Penurunan Stunting

Untuk percepatan penurunan stunting, BKKBN mempunyai tim khusus andalan pendamping keluarga yang diambil dari anak muda berumur produktif atau usia subur seperti ibu-ibu PKK, kepala desa, bidan ditambah penyuluh KB muda.

Total BKKBN memiliki 600 ribu Tim Pendamping Keluarga yang mengincar setiap pasangan yang akan menikah di desa-desa. Semua pasangan yang akan menikah disyaratkan harus melalui pra pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu saat ini.

Baca juga: Mahasiswa UGM Gagas Pemanfaatan Aspal Jalanan untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

“Kita ingin mengingatkan anak muda yang akan menikah agar melakukan pre konsepsi dan pemeriksaan kesehatan dengan menggerakkan Tim Pendamping Keluarga yang sesama anak muda.”

“Pre konsepsi ini sangat penting tetapi sangat sering diabaikan, makanya tugas BKKBN sekarang mem-blow up itu diperkuat dengan adanya MoU dengan Kementerian Agama agar dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan.”

“Ada sertifikat yang dikeluarkan BKKBN yang bisa ditunjukkan ke KUA, baru menikah. Di sinilah peran BKKBN dalam meningkatkan kualitas SDM ke depannya agar high skill-nya tinggi dan low skill-nya rendah bukan sebaliknya,” jelasnya.

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dalam acara Apresiasi Duta Generasi Berencana (GenRe) dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja (ADU JAK GenRe) Tingkat Nasional 2019. Foto: BKKBN
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dalam acara Apresiasi Duta Generasi Berencana (GenRe) dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja (ADU JAK GenRe) Tingkat Nasional 2019. Foto: BKKBN

Berbicara mengenai pembangunan manusia, Hasto menekankan pada pembangunan kualitas SDM. Sebab kini terjadi kemunduran mental sehingga pembangunan SDM sangat diperlukan khususnya penguatan karakter. Seperti peribahasa Jawa ‘Durung Pecus Ora Besus’.

Baca juga: Manfaat Limbah Tempurung Kelapa yang Belum Banyak Orang Tahu

Tantangan BKKBN di keluarga tidak lain yakni mentransformasikan nilai nilai leluhur untuk karakter bagi anak keturunannya dan sekaligus memberikan contoh praktek baik.

Dengan demikian, tegas Hasto, hal tersebut butuh revolusi mental in action. Jika seseorang bisa membangun personal master yang kuat maka akan jauh dari hal-hal negatif dan selalu mengeluarkan hal hal inovatif.

Singkatnya, target mewujudkan revolusi mental adalah membangun personal master. Ciri khas personal master sendiri mentalnya jadi sehingga mampu mengendalikan emosinya serta tidak mudah terpengaruh dan pasti dewasa sebab bisa menahan diri.

Membangun BKKBN baru ini, diibaratkan oleh mantan Bupati Kulonprogo dua periode tersebut harus membangun kerangka dengan legal standing yang kuat. Setelah itu, sambil membangun infrastruktur dan suprastruktur dari pusat sampai daerah seperti Tim Percepatan Penurunan Stunting, membentuk 600 ribu Tim Pendamping Keluarga dan lain-lain.

Baca juga: Transtoto: Perhutani Sebaiknya Kelola Sumber Daya Hutan, Bukan Bisnis Kayu

Dengan semua program tersebut, angka stunting di Indonesia berhasil di tekan dari 27,6 persen pada 2019 menjadi 24,4 persen pada 2021. Nantinya akan dievaluasi kembali pada akhir 2022, mudah-mudahan target pemerintah turun 3 persen menjadi 21 persen bisa tercapai.

“Jadi kita learning by doing membangun infrastruktur dan suprastruktur serta SDM, seperti ini kerangkanya. Kita terus memberikan e-learning dan menunjuk non PNS sebanyak 560 orang menjadi Tim Frame System Pendampingan Keluarga.”

“Dengan demikian dapat diibaratkan saya baru selesai membangun rumah dan sekarang mulai jalan. Salah satu indikatornya penurunan angka stunting dan lainnya bergerak bina keluarga. Mudah-mudahan membuahkan hasil sesuai dengan kemampuan BKKBN ke arah revolusi kualitas,” tuturnya.