
KAGAMA.CO, JAKARTA – Tanggal 5 Juni 2020, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Destiawan Soewardjono ditunjuk untuk menempati posisi sebagai Direktur Utama PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.
Akibat pandemi Covid-19 maka kondisi Waskita saat itu menjadi berat.
Pasalnya, produksi turun sangat tajam dan investasi di jalan tol juga mengalami pendapatan yang menurun, dan ditambah jumlah hutang terbilang besar yakni hampir Rp90 triliun.
Dalam situasi perusahaan seperti itu, dia putar otak untuk memulihkan kondisi Waskita Karya (WK).
Baca juga: Begini Strategi Destiawan Soewardjono Sehatkan Waskita Karya
Lantas ia memaparkan Program 8 Stream Penyehatan Keuangan Waskita yang terdiri dari proses restrukturisasi perseroan induk dan anak usaha, penjaminan pemerintah, penyertaan modal negara (PMN) dan rights issue, divestasi aset jalan tol, penyelesaian konstruksi, transformasi bisnis, serta implementasi Good Corporate Governance (GCG), dan manajemen risiko.
Tak hanya melakukan pembenahan manajemen lewat 8 Stream, dia juga melakukan transformasi di sektor sumber daya manusia di Waskita.
Hal ini dilakukan guna meningkatkan kemampuan jajaran yang dipimpinnya.
Cara yang dilakukannya terbilang out of the box.
Baca juga: Sri Sultan HB X: Untuk Wujudkan Poros Maritim Dunia, Indonesia Perlu Empat Kekuatan Ini
Pasalnya, dia mengirim mengirim karyawan di level manajer ke atas untuk berguru selama tiga hari di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) yang dipimpin seniman kawakan, Butet Kartaredjasa, yang berada di Jalan Bibis Raya, Gang Nusa Indah 189, Desa Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.