Berhutang pada Kampus Kerakyatan, Alumnus Teknik Geodesi Ini Setia Mengabdi di Daerah Asal

931

Baca juga: Alumnus MEP UGM Angkatan 45 Wafat, Manokwari Kehilangan Bupati yang Cinta Toleransi



Pengumpulan dana kas organisasi merupakan salah satu agenda yang digiatkan Warga Purwa kala itu.

Dana dikumpulkan salah satunya dari kegiatan berjualan kaos untuk mahasiswa. Namun, apa daya mahasiswa kerap tak tertib perihal tagihan.

“Untuk melunasi modal pembuatan kaos-kaos tersebut, teman saya terpaksa jual barang berharganya. Saya pun ikutan nombok.”

“Nggak hanya biaya kebutuhan hidup selama jadi mahasiswa rantau, berorganisasi pun saya hadapi dengan pengorbanan,” kenangnya.

Walaupun menjadi mahasiswa yang harus survive dengan kondisi ekonomi, belajar di Jogja terutama di UGM tak pernah disesalinya.

Baginya, UGM merupakan Kampus Kerakyatan sekaligus universitas ndeso yang memiliki nasionalisme tinggi.

Rampung menjalani suka dan duka sebagai mahasiswa rantau, tiba saatnya pada 1985 Anton melepaskan status mahasiswanya.

Baca juga: Maestro Musik Indonesia Erros Djarot Gandeng KAGAMA Care Lawan Corona

Dia mengawali karier di sebuah perusahaan konsultan. Namun, di saat yang sama dia mendaftar sebagai PNS, karena sebetulnya berkarier di swasta bukan tujuannya.

Anton justru lebih tertarik menjadi PNS, supaya bisa membangun daerahnya. Kemudian diterimalah dia di BAPPEDA Banyumas.

Karier Anton berkembang sampai dia diberi amanah untuk menjabat sebagai Kepala Bidang Fisik dan Prasarana BAPPEDA dan lanjut menjadi Sekretaris.

Setelah itu, Anton diamanahi menjadi Kepala Dinas Pertambangan, Pengairan dan Energi Banyumas yang kemudian berubah nama menjadi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Banyumas.

Selama dua periode menjabat (2008-2016), Anton membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) dan mengawasi perubahan konversi dari penggunaan minyak tanah ke LPG.

Dia juga menginisiasi pembangunan bioenergi dan energi terbarukan, serta banyak menangani lampu penerangan jalan.

Kini di masa purna tugasnya, Anton tak berhenti untuk terus membangun daerah asalnya. Anton niatkan itu dengan bergabung dengan KAGAMA Banyumas.

Baca juga: Budayawan Medis UGM Yakin Indonesia Punya Peluang Bikin Vaksin Covid-19