Berhutang pada Kampus Kerakyatan, Alumnus Teknik Geodesi Ini Setia Mengabdi di Daerah Asal

927
Sering saya tekankan pada teman-teman, mengabdilah dan bekerjalah di daerah masing-masing semaksimal mungkin, apa pun profesinya. Selama itu positif, menurut saya itu sudah membawa misi UGM. Foto: Ist
Sering saya tekankan pada teman-teman, mengabdilah dan bekerjalah di daerah masing-masing semaksimal mungkin, apa pun profesinya. Selama itu positif, menurut saya itu sudah membawa misi UGM. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Teknik Geodesi merupakan jurusan impian Ir. Anton Adi Wahyono, S.H, M.Si, sejak masih duduk di bangku sekolah.

Langka dan tidak populernya jurusan ini justru menjadi daya tarik bagi Anton.

Waktu itu, hanya dua univeristas yang membuka jurusan ini, salah satunya UGM. Anton pun diterima di Teknik Geodesi UGM pada 1977.

Pria asal Purwokerto, Jawa Tengah itu lahir dari keluarga yang sederhana, orang tuanya berprofesi sebagai guru.

Dengan uang saku yang pas-pasan, Anton berangkat merantau ke Jogja.

Selama menjadi mahasiswa itu pula, Anton terbiasa hidup dengan uang pas-pasan.

“Kadang kalau kiriman telat, Saya sampai pinjam teman. Beruntunglah solidaritas antar teman begitu tinggi waktu itu,” ujarnya kepada Kagama.

Bersama Ketua Umum PP KAGAMA saat Munas XIII KAGAMA di Bali. Foto: Ist
Bersama Ketua Umum PP KAGAMA saat Munas XIII KAGAMA di Bali. Foto: Ist

Baca juga: Solusi Bupati Kutim Alumnus UGM agar Siswa Tak Mampu Tetap Bisa Belajar dari Rumah

Organisasi dan berkomunitas juga ditekuni Anton di samping menekuni dunia akademiknya.

Kala itu dia bergabung bersama Keluarga Siswa dan Mahasiswa Asal Banyumas di Yogyakarta (Warga Purwa).

Komunitas ini bisa dibilang bagian penting dari hidup Anton selama kuliah di Jogja.

Tidak ada kesibukan lain di luar kuliah yang dia ikuti, selain Warga Purwa.

Sesekali dia teringat masa-masanya berorganisasi. Anton kerap berdiskusi dan ngobrol santai di sekitar hutan UGM yang dulu berada di sebelah timur Fakultas Hukum, tepatnya di dekat Lembah UGM.

“Nggak banyak nongkrong saya, hanya aktif di Warga Purwa ini. Sekarang tempat nongkrong saya di dekat Lembah itu sudah nggak ada,” ungkap alumnus S2 Ekonomi Manajemen Universitas Soedirman ini.

Tak hanya kumpul-kumpul atau mengobati rasa rindu pada kampung halaman, Anton di Warga Purwa juga belajar mengelola organisasi, saat itu dia diamanahi sebagai Ketua I.

Baca juga: Angela Inez Christabel Punya Cara Membikin Unit Seni Rupa UGM Berprestasi