Kunci Keberhasilan Apoteker Hadapi Revolusi Industri 4.0 Menurut Dirjen Farmalkes RI

1034
Dirjen Farmalkes Engko Sosialine Magdalene mengatakan, Indonesia masih mengalami berbagai kendala kualitas SDM, di antaranya kurangnya tenaga kefarmasian di faskes, belum optimalnya penerapan standar pelayanan kefarmasian. Foto: Kinanthi
Dirjen Farmalkes Engko Sosialine Magdalene mengatakan, Indonesia masih mengalami berbagai kendala kualitas SDM, di antaranya kurangnya tenaga kefarmasian di faskes, belum optimalnya penerapan standar pelayanan kefarmasian. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dunia Farmasi menghadapi tantangan pengembangan industri, terutama dalam hal kompetensi SDM.

Fakultas Farmasi UGM sebagai institusi pendidikan turut berperan dalam pengembangan tersebut.

Dekan Fakuktas Farmasi UGM Prof. Agung Endro Nugroho., M.Si., Apt, membabar tiga strategi kompetensi baru Fakultas Farmasi UGM dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-73 Fakultas Farmasi UGM pada Rabu (2/10/2019).

Tiga kompetensi tersebut meliputi literasi manusia, literasi teknologi, dan literasi big data.

Baca juga: UGM Terima Anugerah Academic Leader Award Kemristekdikti 2019 Terbanyak

Literasi manusia, kata Agung, yaitu aspek humanitas, komunitas, kepemimpinan, bekerja dalam tim, berpikir sistematik, dan entrepreneurship.

“Sejak tahun 2017, Fakultas Farmasi melakukan pengembangan kurikulum berbasis penguatan softskill dan kompetensi,”ujar Agung.

Berikutnya ada literasi teknologi. Dalam hal ini pihaknya berfokus pada pengembangann kemampuan membaca analisis dan informasi di dunia digital.

Kemudian literasi ketiga, Fakultas Farmasi berusaha meningkatkan pelayanan akademik berbasis teknologi dan big data.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kementerian Kesehatan RI Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt., M.Biomed, sepakat dengan strategi yang dipaparkan Agung.

Baca juga: Industri Farmasi Kurangi Bahan Baku Impor