Baca juga: Sultan: Normal Baru Bukan Sekadar Beraktivitas dengan Protokol Kesehatan
Dalam masa-masa itu, Uut juga menjaga kesehatannya dengan berolahraga.
Kini setelah dinyatakan sembuh, Uut melihat ada dua pelajaran hidup di balik bahwa musibah Covid-19.
Pertama, penting bagi dirinya untuk bersikap terbuka atas segala informasi terkait penyakit ini.
Hal inilah yang membuat wanita asal Jogja ini rela jenazah sang suami tak diberangkatkan dari rumahnya.
Bahkan, Uut juga mengurungkan niat menjalani kebiasaan pemakaman ala orang Jawa, tlusuban.
Baca juga: Siap Gratiskan Swab Test Warga Kabupaten Tetangga, Petrus Kasihiw: Ini Soal Kemanusiaan
Kedua, sebagai keluarga yang punya anggota meninggal karena Covid-19, Uut yakin punya kemampuan memberi edukasi kepada masyarakat.
“Pada titik ini saya menyadari bahwa musibah dan kebahagiaan itu sama saja. Sama-sama untuk mendekatkan pada sang pencipta,” tutur Uut.
Jebulan S3 Umea University, Swedia itu mengatakan bahwa Covid-19 bukanlah satu-satunya penyakit yang tidak ada obatnya.
Pasalnya, demam berdarah hingga saat ini juga belum ada penawarnya.
Uut berpesan, hanya dengan langkah pencegahan Covid-19 bisa diminimalkan. Yakni seperti memakai masker dan menjaga jarak.
“Pemerintah telah bekerja keras untuk memfasilitasi. Namun, masyarakat harus membuat pilihan. Beradaptasilah sesuai kebutuhan,” pungkas Uut. (Ts/-Th)