Kenangan Haru Ketua KAGAMA Lampung Saat Berebut Bangku di Kampus Ngasem

952

Baca juga: Suka Jeprat-jepret? Ayo Ikuti Kompetisi Foto KAGAMA 2020 dan Rebut Total Hadiah Rp25 Juta!

Duduklah dia di kursi belakang sambil menelan kekecawaan karena tak bisa mendengar dan menangkap dengan jelas materi yang diajarkan.

Belum lagi jika dia berada di dalam kelas mata kuliah yang diampu salah satu dosen, yang cara mengajarnya “antik”.

Sebagian mahasiswa di antara 150 mahasiswa di kelas itu tak mampu mendengar pembahasan yang disampaikan sang dosen.

”Dosen yang satu ini, suka guyon. Lucunya, mik yang harusnya digunakan untuk mengeraskan suara beliau ketika mengajar, malah digunakan beliau untuk guyon saja. Saat kembali ke materi, miknya beliau tinggalkan di atas meja,” ujarnya.

Namun, beruntunglah dia punya teman-teman yang bisa diajak bekerja sama untuk berbagi materi kuliah. Soeradi merasa tertolong.

Baca juga: Ketua KAGAMA Batang Ini Pernah Jadi Saksi Patah Hati Teman KKN

Lelahnya belum berhenti di situ. Selesai dengan kuliahnya di Mangkubumen, Soeradi dan kawannya harus berpindah kelas di kampus UGM di daerah Karangwuni.

Belum setengah hari, tetapi rasanya sudah melelahkan bagi Soeradi. Apalagi dia sering membiarkan perutnya lapar di pagi hari, karena tak sempat sarapan.

Tidak keburu untuk makan besar, Soeradi memanfaatkan sisa waktunya membeli es roti di sekitar kampus.

Berharap makanan ringan ini bisa menambah energinya selama perjalanan menuju kampus Karangwuni untuk sesi kuliah berikutnya.

Kemudian di sore harinya, Soeradi harus kembali mengayuh sepedanya lagi ke Ngasem untuk mengikuti praktikum Anatomi Komparatif.

Baca juga: Lampaui 572 Universitas, UGM Nomor Satu di Indonesia