Kenangan Haru Ketua KAGAMA Lampung Saat Berebut Bangku di Kampus Ngasem

951
Lelahnya mengayuh sepeda sejauh 9 km tak membuahkan hasil, Soeradi tak kebagian kursi paling depan. Foto: Dok Pri
Lelahnya mengayuh sepeda sejauh 9 km tak membuahkan hasil, Soeradi tak kebagian kursi paling depan. Foto: Dok Pri

KAGAMA.CO, LAMPUNG – Tahun 1970-an, sebuah era dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih terbatas.

Tidak ada variasi pekerjaan seperti sekarang. Satu hingga dua pekerjaan menjadi impian sejuta umat, misalnya profesi dokter.

dr. Soeradi Sodjarwo, SpS, merupakan satu dari sejuta umat itu. Pria asal Klaten, Jawa Tengah ini bercerita, zaman di tahun 1970-an banyak orang ingin anaknya menjadi dokter, termasuk orang tuanya.

Dia pun memiliki impian yang sama. Tidak bermaksud ikut-ikut orang lain, Soeradi sesungguhnya memiliki alasan tertentu memilih profesi ini.

“Profesi dokter memberikan kesempatan orang untuk mengabdi kepada masyarakat dan membantu lingkungan di sekitarnya. Lahan ibadahnya luas,” ungkapnya saat dihubungi Kagama belum lama ini.

Baca juga: Gerak KAGAMA NTT dalam Membantu Penanganan Wabah Covid-19

Satu langkah menuju cita-citanya terwujud di tahun 1971, dia diterima di FK-KMK UGM.

Kala itu, Soeradi tinggal bersama pakde-nya di daerah Mrican dan menghabiskan masa kuliahnya di kampus Ngasem, tepatnya di Mangkubumen.

Kala itu, Soeradi melihat fasilitas pendidikan di UGM masih minim dan tentu saja tidak mencukupi kenyamanan mahasiswa.

Kenangan pahit Soeradi rasakan, ketika dia harus mengayuh sepeda dari rumah pakde-nya ke kampus yang berjarak mencapai 9 km.

Lelahnya dia mengayuh sepeda tak membuahkan hasil, Soeradi tak kebagian kursi paling depan.

Baca juga: Kekompakan Alumni Jadi Semangat Ketua KAGAMA Lampung Pimpin Organisasi