Tantangan Pengembangan Film Animasi Lokal di Kancah Internasional

395
Rektor Universitas Amikom jebolan UGM, Prof. Suyanto, M.M., membabar gagasannya terkait pengembangan film animasi lokal di kancah internasional. Foto: Alumni UGM
Rektor Universitas Amikom jebolan UGM, Prof. Suyanto, M.M., membabar gagasannya terkait pengembangan film animasi lokal di kancah internasional. Foto: Alumni UGM

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Industri kreatif cenderung alami perkembangan, apalagi sejak dibentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) beberapa tahun lalu.

“Meskipun lembaga ini sudah dilebur, alangkah baiknya jika dibentuk lagi suatu badan atau kementerian khusus yang fokus pada isu industri kreatif,” ujar Rektor Universitas Amikom, Prof. Suyanto, M.M. kepada Kagama belum lama ini di ruang kerjanya.

Selain pemerintah, penting pula dukungan dari akademisi untuk memajukan industri kreatif.

Melalui tagline Creative Economy Park, lulusan Fakultas MIPA UGM tahun 1987 ini mengembangkan ekonomi kreatif lewat delapan sub sektor.

Di antaranya Inkubasi ICT, layanan IT, audit sistem berbasis teknologi, penyediaan layanan internet, radio, televisi, studio animasi, hingga pembangunan cinema.

Baca juga: Gerak KAGAMA NTT dalam Membantu Penanganan Wabah Covid-19

Pria kelahiran Madiun, 20 Februari 1960 itu menyebut, delapan sub sektor ini menjadi destinasi industri kreatif di kawasan Universitas Amikom.

Fokus utama Suyanto di bidang industri kreatif saat ini yaitu membuat dan mengembangkan film animasi lokal.

Film animasi pertamanya, Battle of Surabaya telah mendapatkan 40 penghargaan internasional.

Suyanto saat ini sedang menggarap film animasi terbarunya untuk pasar global, berjudul Ajisaka yang diperkirakan tayang pada 2021.

Selain Ajisaka, ada lagi film animasi berjudul Akira yang juga masih dibuat bekerja sama dengan sineas hollywood.

Baca juga: Makna Lebaran dan Hari Lahir Pancasila Menurut Walikota Gorontalo Alumnus UGM