Bagas Hapsoro: Maritime Award Dapat Menginspirasi Putra-Putri Indonesia

350
Bagas Hapsoro, Duta Besar Indonesia untuk Swedia dan Latvia periode 2016 hingga 2020, menilai bahwa Maritime Award merupakan salah penghormatan kepada individu dan lokasi mengingat jasa yang besar sehingga Indonesia adalah negara maritim. Foto: Instagram @hapsorobagas
Bagas Hapsoro, Duta Besar Indonesia untuk Swedia dan Latvia periode 2016 hingga 2020, menilai bahwa Maritime Award merupakan salah penghormatan kepada individu dan lokasi mengingat jasa yang besar sehingga Indonesia adalah negara maritim. Foto: Instagram @hapsorobagas

KAGAMA.CO, JAKARTA – Maritime Award bakal digelar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, pada Jumat (10/2/2023) mendatang.

Maritime Award 2022-2023 ISPEC merupakan salah satu program utama kegiatan yang diselenggarakan oleh penyelenggara International Sea Port Exhibition and Conference (ISPEC) dan didukung oleh Keraton Yogyakarta, Keluarga Besar Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, Keluarga Besar Soedarpo Sastrosatomo, serta Yayasan Biijina Paksi Sitengsu.

Nama kedua tokoh nasional ini akan disematkan menjadi nama penghargaan dalam Maritime Award nanti.

Dalam kegiatan Maritime Award, KAGAMA.CO menjadi mitra media untuk perhelatan nasional ini.

Baca juga: Pertama di Indonesia, Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Musik di Pelabuhan Sunda Kelapa

Maritime Award merupakan salah penghormatan kepada individu dan lokasi mengingat jasa yang besar sehingga Indonesia adalah negara maritim.

Ini penting mengingat Indonesia sejak berabad-abad yang lalu merupakan kerajaan besar dan memiliki luas lautan dan samudera yang besar.

Hal tersebut disampaikan Bagas Hapsoro, Duta Besar Indonesia untuk Swedia dan Latvia periode 2016 hingga 2020, saat diwawancarai KAGAMA.CO, Kamis (2/2/2023).

“Banyak individu-individu yang membesarkan kejayaan Indonesia sejak masih berbentuk kerajaan sampai merdeka menjadi Republik Indonesia.”

Baca juga: Sri Sultan HB X: Untuk Wujudkan Poros Maritim Dunia, Indonesia Perlu Empat Kekuatan Ini

“Setelah kita merdeka perjuangan untuk mempertahankan nama Indonesia juga dilakukan oleh pejabat-pejabat sipil seperti diplomat dan opejabat militer seperti KSAL dan Panglima TNI.”

“Merekalah yang membawa nama Indonesia menjadi harum,” ujar pria yang telah meniti karier panjang sebagai diplomat tersebut.

Di samping itu, menurutnya, nama lokasi seperti Pelabuhan Sunda Kelapa perlu dipilih karena merupakan pelabuhan tertua di Indonesia yang menyimpan sejarah panjang dari perjalanan Ibu Kota Jakarta.

Berkat posisinya yang strategis, Pelabuhan Sunda Kelapa juga kerap diperebutkan oleh berbagai kerajaan hingga negara seperti Kerajaan Demak, Portugis, Kerajaan Banten, hingga Belanda.

Baca juga: Peran Kerajaan Nusantara dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

“Kami harap Maritime Award tetap diteruskan karena memberikan manfaat dan mampu menginspirasi para putera-puteri Indonesia,” tuturnya.

Bagas juga menilai pembicaraan mengenai maritim makin relevan saat ini ketika kita membahas ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP).

Sebagaimana diketahui AOIP merupakan kesepakatan yang mencerminkan sentralitas ASEAN untuk menjawab tantangan perubahan, serta gejolak geopolitik dan geostrategi di kawasan Indo Pasifik.

Di tengah situasi resesi, perang Rusia versus Ukraina, dinamika perkembangan situasi geoekonomi dan geopolitik masih menggambarkan tren turunnya rasa saling percaya yang berdampak pada implementasi kerja sama antar negara di kawasan.

Baca juga: TNI Angkatan Laut Garda Depan Amankan Poros Maritim Dunia

AOIP adalah salah satu platform yang dapat digunakan untuk meningkatkan rasa saling percaya melalui kultur dialog dan kerja sama hingga terbentuknya strategic trust.

“AOIP menampilkan perspektif ASEAN dalam menciptakan kerja sama yang inklusif dan bukannya kompetisi dan rivalitas, AOIP menunjukkan ASEAN tidak akan berpihak pada negara besar manapun dan menjaga perdamaian kawasan Indo Pasifik,” ujar Bagas.