Begini Pertimbangan Peserta Didik dalam Memilih Jasa Pendidikan di Masa Pandemi

1268

Baca juga: 19 Tahun Berkarier di Bidang Kehutanan, Korsa Rimbawan Selalu Jadi Kebanggaan Tri Wira Yuwati

Selain itu, tidak ada interaksi fisik, sehingga rasa kepercayaan antara peserta didik dan tenaga pengajar.

Kemudian ada faktor rationalitas dan utility. Iin menyebut Pergeseran nilai dan budaya masyarakat di masa pandemi mempengaruhi rationalitas dan utility yang meninggalkan perspektif eksperimentalisme.

“Dalam belajar pasti ada interaksi dengan panca indera. Namun, online learning membuat aspek seeing dan believing ini jadi dibatasi, sehingga tidak ada pengalaman yang dibentuk secara nyata ketika belajar,” terang dosen yang juga mengajar di MM UGM ini.

Masih berkaitan dengan faktor rasionalitas dan utility, kata Iin, konsumen dalam memilih produk juga berorientasi pada reputasi, sehingga mereka cenderung memilih institusi pendidikan yang memiliki reputasi baik.

Menurut Iin mereka akan memilih yang terbaik di tengah ketidakpastian yang ada.

Baca juga: Faktor yang Membuat Adaptasi Kebiasaan Baru Sulit Diterapkan di Angkutan Perkotaan

Namun, di saat yang sama konsumen memiliki sensitivitas pada harga dan kemudahan dalam aspek pembayaran.

Iin menyampaikan informasi tentang sistem pembayaran kuliah di Universitas Paramadina, di kampus ini mahasiswa diberi kelonggaran untuk mencicil pembayaran dengan skema-skema tertentu yang bisa menguntungkan dua pihak.

“Terkait utility, kampus saat ini tentu hanya fokus pada pembelajaran secara teori, seperti menyiapkan modul atau buku elektronik. Sedangkan kegiatan praktikalnya akan diganti kegiatan dalam bentuk virtual yang sejenis,” ungkap alumnus S2 Magister Manajemen UGM itu.

Sebuah data dari Sensor Tower yang dihimpun Iin menunjukkan, ada peningkatan sebesar 33 persen untuk jumlah penggunaan aplikasi pendidikan online.

Terakhir, faktor altruismee yang berkaitan perubahan sikap dan nilai konsumen. Altruisme merupakan kemampuan manusia untuk berempati dan keinginan untuk memberi, serta rasa sukarela.

Baca juga: Lakukan Mitigasi Penanganan Covid-19, Fakultas Biologi UGM Sosialisasikan Ketahanan Pangan kepada Petani Desa Madurejo

“Institusi pendidikan sudah selayaknya memberikan pembelajaran berbasis kearifan lokal, yang mengajarkan kepedulian terhadap nilai budaya dan empati.”

“Misalnya, dengan memberikan tugas dalam bentuk creative project yang berimplikasi pada kehidupan masyarakat sekitar, misalnya penguatan UMKM. Jadi ada pembentukan sikap peduli dalam diri peserta didik,” jelasnya.

Selain memasukkan aspek kepedulian dalam proses pembelajaran bisnis berorientasi sosial, Iin menyarankan agar institusi pendidikan juga menyiapkan konten belajar yang menarik.

“Institusi pendidikan sebaiknya juga memberikan pelatihan pada tenaga pengajar agar dapat menyampaikan materi dengan baik, serta bekerja sama dengan banyak pihak baik alumni, lembaga sosial, maupun perusahaan,” terangnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Cerita Alumnus Fakultas Kehutanan UGM yang Membeli Bahan Canthelan dari Pedagang Kaki Lima dan Asongan