Cerita Ketua KAGAMAHUT Jatim yang Dapat Nilai Bagus Setelah Ikut Aksi di Bunderan UGM

984

Baca juga: Kata Puthut EA, Dunia Kepenulisan Itu Menegangkan

Selain senat fakultas, Ketua KAGAMAHUT Jawa Timur ini semasa mahasiswa juga aktif di Komunitas Muslim Islam Kehutanan (KMIK) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa.

“Berkat kampus ini, saya banyak dididik untuk mengenal banyak hal, bahkan ada aksi dan segala macam ruang yang bermanfaat bagi kita untuk menyampaikan aspirasi,” jelasnya.

Karena sangat familiar dengan aksi, Syamsi begitu menaruh kesan pada Bunderan UGM. Salah satu sudut wilayah Kampus Perjuangan yang menjadi saksi bisu penyampaian aspirasi mahasiswa hingga sekarang.

Syamsi masih ingat, bersama mahasiswa dari organisasi lainnya di UGM, dia ikut aksi menyuarakan kesejahteraan dosen dan karyawan UGM.

Begitu semangatnya dia menyuarakan aspirasi, Syamsi sampai tak menghadiri kuliah hari itu.

“Asal aksi tersebut tidak ada kepentingan, saya hadir. Lagi pula aksi ini untuk membantu guru-guru saya.”

“Meskipun saya tak hadir kelas, berkat ikut aksi tersebut saya malah mendapat nilai bagus dari dosen di salah satu mata kuliah,” ujarnya.

Baca juga: Dirjen KSDAE Alumnus UGM Sebut Cara Selamatkan Keragaman Hayati Pasca The New Normal

Mendampingi Kelompok Petani Hutan

Selain mengabdi kepada masyarakat lewat KAGAMAHUT Jatim, Syamsi juga aktif di Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia (IPKI) dan Inspirator Lebah Madu Indonesia (ILMI).

Di saat yang sama dia terus menekuni bidang keilmuannya hingga memasuki dunia kerja sebagai Penyuluh Kehutanan di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Sebagai penyuluh kehutanan, Syamsi saat ini fokus pada pendampingan kelompok petani hutan dan pelaku usaha.

Dirinya berharap pelaku usaha di bidang kehutanan bisa berkembang, dalam hal ini bisa memberikan keterjaminan pasar bagi kelompok petani hutan.

“Dua hal tersebut terus kami isukan. Beberapa masalah yang dihadapi petani hutan yakni permodalan, pemasaran, distribusi produk, legalitas, dan pembukuan.”

“Saya kemudian membentuk kelompok pelaku usaha sebagai objek penelitian di Sidoarjo. Usaha yang dikembangkan adalah madu,” jelasnya.

Berkat kegigihannya, usaha tersebut bisa berjalan dan memiliki enam karyawan.

Baca juga: Kepala BAPETAN Ini Gandrung dengan Teknologi Sejak Masih Remaja