Berbagai Curahan Perasaan Mahasiswa Farmasi UGM Setelah Jalani Kuliah Daring

1013

Baca juga: Ekonom UGM Ungkap Kunci Sukses Lawan Pandemi Covid-19

Sebab, katanya, tidak tatap muka secara langsung dan gaya komunikasi yang berbeda memungkinkan adanya salah persepsi ketika diskusi.

Hal itu tentu berbeda dibanding dengan tatap muka di kelas. Sementara itu, Ulfah Laily Azizah punya cerita lain.

Mahasiswi Prodi Profesi Apoteker angkatan 2019 itu menyayangkan Program Praktik Kerja (PKPA) harus diberhentikan lebih cepat karena wabah Covid-19.

Kendati demikian, dia mengaku sangat terbantu dengan teknologi untuk tetap belajar dan berdiskusi dengan dosen serta teman-temannya.

Yakni dalam membahas materi dari praktisi rumah sakit, puskesmas, dan apotek, dari rumah masing-masing.

Baca juga: Langkah KAGAMA Balikpapan Sukseskan Kampanye Penggunaan Masker Kain untuk Tekan Penularan Corona

Menurut Ulfah, panggilannya, pembelajaran tetap interaktif dan tanya jawab juga tetap berjalan lancar.

Apalagi, masih kata dia, UGM juga bekerjasama dengan provider internet sehingga tidak khawatir akan kehabisan kuota.

“Kadang suara terganggu karena sinyal di beberapa daerah yang kurang bagus. Sangat menganggu jalannya diskusi, tapi tetap mengasyikan,” ucap Ulfah.

Selain Nita dan Ulfah, ada juga cerita dari Yohana Disa Amelinda. Dia adalah mahasiswi S1 Farmasi angkatan 2018.

Yohana menuturkan, perkuliahan jarak jauh membuat dia kini menyukuri kegiatan praktikum beserta mengerjakan laporannya.

Baca juga: Cerita Donasi 1.000 Masker KAGAMA Batang, Libatkan Penjahit Sekitar Rumah