Kenangan Prof. Sigit Supadmo Arif tentang Mekanisasi Pertanian: Miskin, Gondrong, dan Kumal

1562
Nostalgia masa lalu di Mekanisasi Pertanian UGM jadi cerita lucu bagi Prof. Dr. Sigit Supadmo Arif, M.Eng. Foto: Tsalis
Nostalgia masa lalu di Mekanisasi Pertanian UGM jadi cerita lucu bagi Prof. Dr. Sigit Supadmo Arif, M.Eng. Foto: Tsalis

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Status Fakultas Teknologi Pertanian UGM masih hijau saat Sigit Supadmo Arif memutuskan masuk ke Mekanisasi Pertanian (MP) pada 1971.

Pasalnya, FTP, yang dipimpin Ir. Hendro Pawoko Sajid (alm), memang baru dibentuk seusai melepaskan diri dari Fakultas Pertanian pada awal 1960-an.

Dalam ingatan Sigit, jurusannya yang kini berganti nama menjadi Teknik Pertanian dan Biosistem itu belum punya landasan.

“Kurikulumnya belum jelas benar. Dosen-dosennya banyak yang dari Fakultas Teknik,” kata Sigit, saat ditemui KAGAMA beberapa waktu yang lalu.

“Meski begitu, (nilai -red) screening test yang masuk ke Mekanisasi Pertanian tertinggi se-Agro kompleks,” jelasnya.

Selain belum punya landasan kurikulum yang jelas, ucap Sigit, MP punya standar yang begitu ketat untuk meluluskan mahasiswanya dari tingkat satu ke tingkat selanjutnya.

Untuk diketahui, saat itu MP belum mengenal Sistem Kredit Semester (SKS) seperti dewasa ini.

Baca juga: Lowkol, Inovasi Susu Probiotik Penurun Kolesterol Karya UGM

Selain itu, kuliah tidak mengenal sistem penilaian A sampai E.

Akan tetapi, hanya ada keterangan lulus atau tidak lulus di tiap mata kuliah.

“Dari 110 orang yang diterima FTP, 30 diantarnya teman Saya (MP). Waktu itu sangat ketat,” ujar SIgit.

“Jika dua tahun berturut-turut tidak naik, maka akan dikeluarkan,” jelasnya.

Bahkan, Sigit ingat pada ujian tahun pertama hanya ada empat orang yang mampu lulus dan naik ke tingkat berikutnya.

Saking tidak jelasnya kurikulum, tidak jarang kakak kelas Sigit yang melakukan demo agar MP berbenah.

Pria kelahiran 16 Mei 1952 ini menilai, MP saat itu memang masih minim SDM dosen.

Baca juga: KAFEGAMA NTB Launching 2 Startup Binaan untuk Tantang Era Ekonomi Digital