Sejak Kapan Kaum Ibu Dianggap sebagai Masyarakat Nomor 2 di Dunia?

625

Baca juga: Bentuk Bumi Bulat atau Datar? Berikut Pernyataan Praktisi, Agamawan dan Akademisi

Sehingga, jika ada dua orang tidak selevel ingin merealisasikan cintanya dengan jalan menikah, salah satunya mesti rela dipergundik (budak).

Dalam hal ini, perempuan menjadi pihak yang selalu dipergundik.

“Jarang sekali pergundikan terhadap laki-laki,” terang Suzie.

Suzie memandang, sejak zaman dahulu perempuan yang dinikahi pria sebetulnya sudah ditempatkan di singgasana mulia.

Sebab, lanjutnya, istri memiliki tugas untuk meneruskan keturunan.

Hanya saja, konsep ini membuat seorang pria merasa bersalah kepada sang istri.

Yakni tatkala sang pria melakukan hubungan seks bersama istrinya hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk berupaya mendapatkan keturunan.

Baca juga: Perusahaan Rusia Raih Primaduta Award dari Pemerintah Indonesia

“Akhirnya tugas bersenang-senangnya (lewat seks) diserahkan kepada perempuan lain. Di Jepang ada tradisi geisha, sedangkan di timur tengah dikenal dengan harem dan sebagainya,” tuturnya.

Perempuan kelahiran Semarang ini pun mengatakan bahwa pemikiran pria untuk menjaga kemuliaan istri sebagai pencetak anak, tetap memiliki implikasi negatif.

Pasalnya, hal itu memunculkan the other women di kehidupan pernikahan.

Konsep menjalin hubungan dengan lebih dari satu perempuan terus berjalan hingga masa kini.

Sayangnya, kata Suzie, hal ini selalu menimbulkan stigma di pihak perempuan.

“Pasti yang dihajar habis si perempuan. Kita tidak membenarkan atau menyalahkan fenomena ini. Namun, ketika muncul istilah pelakor (pencuri lelaki orang), tidak ada lawannya,” tutur Suzie.

Dalam referensi lain, Suzie menyatakan bahwa lelaki Jawa memperlihatkan powernya secara simbolis melalui aktivitas seksual.

Sebab, katanya, buku itu menyebut pria Jawa berpandangan bahwa menyebar benih dalam hal mendapatkan keturunan adalah wujud kejantanan (maskulinitas).

Kejantanan timbul dari munculnya anak yang bakal mengikuti si bapak.

“Bahkan ada pria yang sombong dengan mengatakan, ‘Saya bisa bikin satu batalion anak yang umurnya sama’. Bayangkan berapa wanita yang dia tiduri secara sekaligus  untuk mendapatkan anak dengan status sulung semua,” ujar Suzie. (Tsalis)

Baca juga: Menhan Prabowo Temui Komisi Militer Pusat Tiongkok, Bahas Kerja Sama Militer