Sejak Kapan Kaum Ibu Dianggap sebagai Masyarakat Nomor 2 di Dunia?

625

Baca juga: Pemangkasan Birokrasi Harus Dinamis dan Efektif

Hal itu membuat perempuan dinilai selalu dinomorduakan dalam berbagai hal.

Salah satu kasus adalah pernikahan.

Laki-laki memiliki kebebasan untuk menikahi beberapa perempuan.

Hal yang satu ini kini lazim disebut dengan poligami.

Dosen Antropologi UGM, Dr. Suzie Handajani, menjelaskan kapan poligami dimulai.

Baca juga: Penyebab Anak Berontak kepada Orang Tua

Dia menyampaikannya dalam bincang santai “Perempuan Simpanan dalam Tradisi Elite Birokrat Indonesia” yang diikuti KAGAMA beberapa waktu lalu.

“Ternyata, hubungan laki-laki dengan lebih dari satu perempuan selalu terjadi di sepanjang sejarah. Hanya nama dan skemanya saja yang berbeda,” tutur Suzie.

“Dalam salah satu buku yang Saya baca, waktu zaman kerajaan dinamakan selir, waktu zaman Presiden Soekarno istri muda. Lalu karena zaman Presiden Soeharto dilarang, maka dinamakan istri simpanan. Setelah islamisasi muncul istilah poligami,” ucapnya.

Suzie menambahkan, konsep cinta zaman kerajaan atau kolonialisme tidak mengizinkan dua orang yang saling mengasihi untuk menikah.

Sebab, katanya, pernikahan pada waktu itu memperhatikan status sosial.

Baca juga: Awalnya Tidak Suka Kimia, Wulan Hardjosoediro Kini Bisnis Sabun