Kisah Mahasiswa UGM di Harvard Tahun 50-an, Amerika Sinis kepada Para Imigran

1544

Baca juga: Inovasi Cakar Ayam Modifikasi Karya UGM Dapat Mendukung Pembangunan Ibu Kota Baru

Kedatangannya ke sana dalam rangka memenuhi undangan dari Harvard University dalam acara Konferensi Musim Panas.

Acara tersebut rutin digelar setiap tahun dan mengundang mahasiswa dari berbagai negara.

Dalam waktu tiga bulan tersebut, dia menjalani berbagai agenda.

Dalam konferensi yang dia ikuti terdapat tiga pembahasan yaitu ekonomi, politik dan satra budaya.

Acara berlangsung dengan diskusi dan kuliah yang diberikan oleh para ahli dan tukar pikiran antar mahaiswa dari penjuru dunia.

Baca juga: Gudeg dan Lotek Kurang Mengenyangkan, Tapi Mengandung Energi yang Sangat Tinggi

Beberapa mahasiswa dari Indonesia dalam acara tersebut terlihat aktif di kelas ekonomi dan politik.

Tak mengherankan sesi ekopol sangat dinantikan saat itu, karena banyak peserta datang dari negara-negara yang baru merdeka di tengah gejolak perang dingin.

Menurutnya, perkuliah dan seminar di Harvard sangat berbeda dengan perkuliahan di UGM saat itu.

Jumlah mahasiswa dalam ruang kelas dibatasi sehingga perkuliahan lebih efektif serta intens.

Selain itu, hubungan  antara dosen dan mahasiswa terjalin lebih dekat serta setara.

Baca juga: Ada Wajah Ibu Kota Baru di Pameran Arsitektur WA+U KATAGAMA