Makna Kostum Wayang dan Pejuang yang Dipakai Para Dekan UGM Saat Nitilaku

1262

Baca juga: Didi Kempot Ajak Sobat Ambyar ‘Pamer Bojo Dhewe-dhewe’ di Panggung Nitilaku UGM

Seorang Arjuna yang juga sebagai Pandawa, kata Budiadi, merupakan tokoh yang kalem.

Pandawa dalam pewayangan selalu jadi lakon.

Di awal mereka berjuang keras karena dizalimi, tetapi di akhir selalu menang.

“Kita tidak bisa melihat secara eksplisit tentang baik dan buruk di kehidupan nyata. Namun, prinsipnya dalam bekerja di UGM harus selalu menjunjung integritas, tidak perlu menunggu ada kejahatan dulu,” jelas Budiadi.

Selain integritas, Budiadi menekankan agar UGM selalu dekat dengan rakyat, layaknya Pandawa.

Baca juga: Cerita Ganjar Pranowo Kenakan Kostum Arjuna pada Nitilaku UGM 2019

“Pandawa tidak akan berfoya-foya sebelum rakyatnya sejahtera. Dan memang Pandawa tidak pernah berfoya-foya, karena perjuangan selalu ada,” pungkasnya.

Tampak paling beda dari dekan-dekan lainnya, Wikan hadir mengenakan busana pejuang.

Dirinya tak memiliki alasan khusus memilih kostum ini, karena yang terpenting nyaman dikenakan.

“Ini Saya sengaja pilih kostum ini biar ringkes, karena di acara Nitialaku ini Saya mau nge-vlog,” tutur Wikan.

Dengan busana uniknya itu, para dekan yang tergabung dalam kelompok musik The Dean ini, juga meriahkan panggung Nitilaku UGM pasca pawai untuk menghibur masyarakat. (Kinanthi)

Baca juga: Aksi Nyentrik Elek Yo Band Manggung di Nitilaku, Edhy Prabowo dan Teten Masduki Pakai Wig