Makna Kostum Wayang dan Pejuang yang Dipakai Para Dekan UGM Saat Nitilaku

1241
"Dalam menghadapi permasalahan, jika tidak mampu diselesaikan secara hukum, maka solusinya adalah dengan cara kebijaksanaan, tutur Dekan Fakultas Biologi, Budi Daryono yang mengenakan kostum wayang Kresna. Foto: Taufiq Hakim

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pawai Budaya Nitilaku 2019, semarak oleh para pesertanya yang mengenakan kostum wayang dan busana pejuang.

Seperti halnya yang dikenakan para dekan dari seluruh fakultas di UGM.

Pagi itu, terlihat beberapa dekan sudah bersiap menyambut peserta pawai di Balairung UGM, pada Minggu (15/12/2019).

Meskipun tidak semuanya bisa kompak mengenakan kostum wayang dan busana pejuang, para dekan ini tetap tampil nyentrik dengan kostum uniknya.

Supaya lebih simple, beberapa dekan memilih busana dhalang pewayangan.

Baca juga: Nostalgia Rektor UGM di Gelanggang Mahasiswa, Sering Ngungsi Saat UAS

Dekan Fakultas Biologi, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. mengenakan kostum tokoh wayang Kresna.

“Budaya harusnya tidak hanya disampaikan, tetapi juga dirasakan. Bangsa lain belum tentu punya ini, kita yang punya, mohon maaf ya, kadang menyepelekan,” ujar Budi.

Karena itu, penting bagi masyarakat untuk merefleksikan, salah satunya diwujudkan dengan sesekali mengenakan kostum wayang.

Tokoh wayang Kresna dipilih Budi, karena kebetulan Fakultas Biologi dalam Nitilaku mengusung tema Ramayana.

“Dalam menghadapi permasalahan, jika tidak mampu diselesaikan secara hukum, maka solusinya adalah dengan cara kebijaksanaan,” pungkas Budi meneladani sosok Kresna.

Demikian juga dengan Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Budiadi, S.Hut, M.Agr, Sc., yang mengenakan kostum tokoh wayang Arjuna.

Baca juga: The Dean Nekat Tampil di Nitilaku UGM 2019, Hanya Latihan 1 Jam