Pendekatan Model UGM, Usulan Model Pengembangan PLTS Berbasis Komunitas pada Agenda Sustainable Energy Transition Presidency G20 Indonesia

357

Implentasi Program PLTS

Implementasi program PLTS dilakukan dilakukan antara lain karena sifat teknologinya yang memungkinkannya 1) menjangkau lokasi terpencil sekalipun di seluruh wilayah nusantara untuk berbagai kegunaan, 2) dioperasikan oleh perseorangan maupun komunitas, dan 3) disusun dengan konfigurasi tertentu sehingga sangat andal sekaligus relatif sederhana pengoperasian dan pemeliharaannya (PUSTEK,UGM, 2022).

Sedangkan jenis usaha yang dapat didukung oleh listrik ramah lingkungan PLTS ini berupa: 1) usaha kuliner olahan makanan dan minuman; 2) industri rakyat batik; 3) usaha air minum baik isi ulang maupun kemasan, dan 4) mobile solar water pumping system, yaitu pengairan sawah dan kebun menggunakan mesin pompa bertenaga surya.

Menurut Rachmawan Budiarto, Sekretaris PUSTEK UGM, Konsorsium SSH nantinya juga akan dikembangkan peranannya sebagai center of excellence di sektor bisnis hijau (Green Business, Green Jobs), di mana tim teknisnya (yang mempunyai kemampuan memberikan pelatihan dan pendampingan teknis) dapat menjadi sebuah katalis yang membuka lapangan kerja ramah lingkungan melalui kolaborasi dengan SMK, khususnya SMK di bidang elektro dan ketenagalistrikan.

Kehadiran SMK ini akan berperan sebagai pemelihara teknis teknologi PLTS, serta diharapkan dapat meningkatkan koordinasi, kontrol, dan keberlanjutan implementasi energi terbarukan bagi pelaku usaha.

Keterlibatan SMK juga memberikan manfaat bagi SMK sendiri karena dengan berperan dalam pemeliharaan teknis PLTS menjadi tempat praktik atau teaching factory dan pembelajaran berbasis penyelesaian masalah di lapangan.

Sementara itu, BMT UMMAT sebagai salah satu komponen pembentuk Konsorsium SSH akan berfungsi sebagai investor energi terbarukan atau aktor penyedia pembiayaan atau leasing penyedia sumber energi bagi unit usaha atau masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya, dengan sekaligus mereduksi emisi karbon.

BMT UMMAT juga berperan sebagai lead consortium dalam mengelola manajemen dan keuangan SSH.

Pengembangan model ekosistem terintegrasi berbasis komunitas dalam bidang energi terbarukan di masa mendatang dapat dilakukan melalui dua model dasar, yakni pengembangan dan replikasi.

Melalui pengembangan ekosistem yang dibangun dan dikembangkan dalam skala dengan melibatkan lebih banyak sumber daya setempat, yaitu Lembaga Keuangan, Sektor Usaha, SMK, dan vendor (supplier PLTS), maupun pemberi hibah (CSR).

Sementara itu melakukan model replikasi berarti menciptakan ekosistem serupa (duplikasi) di lokasi lain dengan berbagai adaptasi atau kontekstualisasi rancangan bisnis, teknis energi, dan sosiologi-institusional.