Menhub Budi Karya Teteskan Air Mata karena Doa dari Tiga Teman Sejati Bantu Dirinya Sembuh

962

Baca juga: Tidur setelah Sahur Bikin Lemas, Ini Alasannya

“Sebetulnya penyakit asma sudah menjadi teman saya. Asma hadir sejak usia saya empat tahun,” ujar Menhub Budi Karya.

“Puncaknya terjadi pada saya (berkuliah) di UGM,” jelas sang gitaris Elek Yo Band, band para menteri.

Kesembuhan pun dirasa Menhub Budi Karya bak mukjizat. Sebab, umur yang tak lagi muda (63 tahun) dan adanya penyakit penyerta membuatnya benar-benar berpotensi meninggal dunia karena Covid-19.

Apalagi, napasnya juga mesti dipacu dengan ventilator selama 14 hari.

Atas kesembuhan yang diberikan, dia mengucap terima kasih kepada Tuhan dan teman-teman yang telah mendoakan dirinya.

Saat menyebut satu per satu teman yang mengirimkan doa kepadanya, Menhub Budi Karya tak kuasa menahan haru.

Mereka yang disebut Menhub adalah teman alumni dari SMA Xaverius, teman alumni UGM, dan wartawan.

Baca juga: Cara Unik Bupati Kubu Raya Alumnus UGM Memasyarakatkan Penggunaan Masker

“Teman-teman dari Xaverius mengirim doa, saya meneteskan air mata. Saya juga dapat doa dari 45 wartawan.”

“Mereka mengatakan, ‘Kami berdoa, jangan menyerah’. Dari UGM juga begitu, mereka bernyanyi bersama.”

“Saya terharu, saya merasa bahwa masih banyak teman-teman yang menginginkan agar suatu waktu kita bersama. Mereka teman-teman sejati,” kata Menhub, sambil tersedu-sedu.

Padahal, kata Menhub, mereka tidak seumuran dengan dirinya. Bagi Menhub, doa dari mereka adalah obat yang secara signifikan memberikannya semangat. Selain dari kakak kandung dan saudara-saudaranya.

“Kejadian besar ini harus dimaknai dan diambil sebuah pelajaran. Yakni bahwa solidaritas dan kebersamaan itu penting,” ujar Menhub Budi Karya.

“Kita harus kompak, kalau tidak kompak tidak bisa,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Alumni UGM Edukasi Masyarakat lewat Lomba Video #terimakasihpahlawancovid