Ketua KAGAMA Bogor Raya Sebut Jargon ‘Guyub Rukun Migunani’ Tak Pernah Salah

1881

Baca juga: Cerdas Mengatur Keuangan Selama Krisis Covid-19

Sementara di bidang IPTEK, KABORA sebelumnya pernah menyelenggarakan workshop tentang mendidik anak dan guru, serta tentang kebersihan gigi anak sekolah.

KABORA juga tak lupa selalu menjunjung tinggi jargon KAGAMA, yakni guyub, rukun, dan migunani.

Dia bercerita, situasi krisis selalu bisa jadi momen bagi KABORA untuk melakukan kerja nyata atas jargonnya itu.

Seperti pada bulan Januari 2020 lalu, ada bencana alam tanah longsor. Para alumni, kata Yoeswar, tergugah menyisihkan rezeki untuk bantuan kemanusian korban tanah longsor.

“Teman-teman semua antusias. Alhamdulillah bantuan terkumpul sampai Rp25 juta,” ungkapnya.

Baca juga: Bentuk Kepedulian KAGAMA Bogor Raya untuk Garda Terdepan Penanganan Covid-19

Yoeswar yang merupakan dokter tamu di RS PMI Bogor, bisa dengan mudah menentukan bentuk kegiatan sosial KABORA yang tepat dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.

“Karena saya dokter, saya tahu apa yang terjadi di dunia kesehatan saat ini, termasuk apa saja yang dibutuhkan,” ujarnya.

Walau bantuan yang diberikan masih terbilang sedikit, Yoeswar mengaku tetap semangat mengajak para alumni menggalang donasi.

Sesuai dengan peribahasa ‘sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’, setidaknya bantuan yang diberikan mampu meringankan sebagian beban masyarakat.

Baca juga: Cerita Ketua KAGAMA Bogor Raya Berguru kepada Orang-orang Berdarah Biru Semasa Kuliah