Cerita Ketua KAGAMA Bogor Raya Berguru kepada Orang-orang Berdarah Biru Semasa Kuliah

1732

Baca juga: Gunung Merapi dan Virus Corona, Tanda Kedatangan Sabdo Palon dan Naya Genggong?

Warung soto Ngasem, warung soto kali, warung soto Tamansari, warung pojok, dan gudeg wijilan merupakan tempat-tempat nongkrong Yoeswar di malam hari.

Pengalaman kuliah di kampus Ngasem, membuatnya perlahan mengeksplor keindahan kota Jogja.

Kebersamaan dengan teman seangkatan dan kakak tingkat juga terasa hangat bagi Yoeswar.

Sesekali bersama kakak kelasnya, dia mampir ke perpustakaan untuk bermain kartu Truf (semacam permainan kartu bridge sederhana).

Jualan Celana Jeans

Layaknya mahasiswa rantau lainnya, Yoeswar alami berbagai suka duka, terutama ketika uang saku dari orang tua terlambat datang.

Kala itu, Yoeswar harus memutar otak, mencari cara agar tetap bisa memperoleh tambahan uang saku.

Dia pun menjual beberapa celana jeans untuk menyambung hidup. Yoeswar melakukannya, bahkan setiap dua bulan sekali.

“Setiap kali saya pulang kampung dan kembali ke Jogja, saya selalu bawa celana jeans saya sebanyak-banyaknya.”

Baca juga: Seminggu Galang Donasi, KAGAMA TP Raih Rp100 Juta untuk Bantu Mahasiswa Terdampak Covid-19

“Kebetulan celana jeans saya utuh, tidak dipotong-potong. Jadi kalau dijual harganya bisa lebih mahal ketimbang yang dipotong,” ujarnya.

Tantangan menjadi anak rantau itu akhirnya berlalu dan Yoeswar berhasil meraih gelar sarjananya.

Yoeswar kemudian langsung meniti karier hingga menjadi dokter spesialis saraf di RS PMI Bogor.

Meskipun sudah purna tugas, Yoeswar masih bertugas sebagai dokter tamu di RS PMI Bogor, RSUD Bogor, dan RS Mulia Padjajaran.

Sebagai alumnus, Yoeswar melihat UGM sejak dulu adalah universitas ndeso.

Para alumni dan dosennya tidak ada yang “sok gagah”. Semua berpenampilan sederhana meskipun memiliki jabatan tinggi.

Gimana tidak sederhana, alumnusnya kalau melamar kerja nggak pernah ‘nantang gaji’. Biasanya cuma bilang sak kersane mawon.”

“Kesederhanaan ini perlu dipertahankan bagi guru-guru di UGM. Semoga mahasiswanya tetap mengikuti kesederhanaan yang sudah ditanamkan sejak dulu,” ungkap Ketua IDI Kab. Bogor 2009-2015 ini. (Kn/-Th)

Baca juga: Gandeng UMKM, KAGAMA Batang Bagikan 1.000 Masker kepada Masyarakat