Merintis Usaha dari Tabungan Beasiswa

139

Ketika konsistensi dalam berbisnis sudah didapat, maka inovasi dan kreativitas perlu diasah. Keterampilan ini sangat diperlukan sebagai modal brand kepada para kompetitor.

Di sinilah ujian yang sebenarnya bagi mereka yang merintis usaha dari nol. Semakin berkembang dan stabil, maka semakin banyak pula peluang orang lain untuk membuka usaha yang mirip dengan usaha tersebut.

“Ciri khas dan fasilitas yang selalu saya perhatikan. Jaminan susu murni, free wifi, dan harga yang terjangkau menjadi andalan saya,” tegas Robi. Ia menambahkan bahwa bisnisnya selama ini belajar dari mencoba dan terus evaluasi.

“Kedai Susu 53” dibangun Robi dari uang beasiswa bidikmisi yang selama kuliah ia kumpulkan. Ketika menginjak semester 8, ia memutuskan untuk berani membuka kedai mini susu dengan uang sekitar Rp.8,5 juta.

Robi adalah alumnus Sastra Arab di Fakultas Ilmu Budaya. Menurutnya, jurusannya berbeda jauh dengan pandangan berbisnis susu yang selama ini ia jalani.

“Sebenarnya pekerjaan bagi saya tidak harus berhubungan dengan jurusan yang diambil. Menurut saya pekerjaan itu penyaluran dari hobi saja dan kebetulan saya suka berjualan,” tandasnya.

Prinsip bisnis yang simpel justru menjadikan kedai susu milik Robi stabil di usianya yang sudah menginjak 4 tahun sejak berdirinya di tahun 2015. Bahkan, di sela kesibukannya dalam mengembangkan usaha, Robi bisa waktu untuk belajar lagi di Magister Manajemen, UPN.

Bagi Robi, seorang mahasiswa harus mencari pengalaman kerja untuk menunjang pekerjaan nantinya. “Mumpung masih muda, kalau ada keinginan usaha, ya kerjain aja. Jangan ragu,” tutupnya.(Sirajuddin/Magang)