Para Penyandang Nama Agus Siap Menjadi Benteng NKRI

654
komunitas Agus termasuk salah satu yang ingin maju di depan menghalau perusuh, dan mempertahankan NKRI dan Pancasila. Foto: Istimewa
komunitas Agus termasuk salah satu yang ingin maju di depan menghalau perusuh, dan mempertahankan NKRI dan Pancasila. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, YOAGYAKARTA – Komunitas Agus Bumi Indonesia (ABI) Yogyakarta menggelar upacara bendera memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, Yogyakarta, Sabtu (17/8/2019).

Menurut Ketua Agus Bumi Indonesia, Agus Raka Suryadi, museum yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No 75 Yogyakarta ini dipilih sebagai tempat upacara karena memiliki nilai sejarah di masa perjuangan rakyat Yogyakarta melawan penjajah.

Yang unik dan istimewa adalah seluruh petugas dan peserta upacara hanya khusus yang memiliki nama ‘Agus’, yang merupakan anggota ABI.

Upacara ini tidak hanya sebagai bentuk nasionalisme dan  kecintaan kepada Indonesia, tetapi juga mempererat persaudaraan, terutama bagi yang bernama Agus.

Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Prof. Dr. Cahyono Agus, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang juga merupakan Pelindung ABI. Foto: Istimewa
Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Prof. Dr. Cahyono Agus, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang juga merupakan Pelindung ABI. Foto: Istimewa

Baca juga: Peran Taman Siswa sebagai Cucuk Lampah Pendidikan Nasional

Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Prof. Dr. Cahyono Agus, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang juga merupakan Pelindung ABI.

Sementara Agus Podhang menjadi komandan upacara. Dan ada tiga orang, Agus Paytren, Agus Tya, dan Agus Oli, yang bertugas sebagai pengibar Bendera Merah Putih.

Dalam amanatnya, Cahyono Agus menyampaikan bulan Agustus merupakan bulan yang istimewa bagi Indonesia dan nama Agus.

Agustus adalah bulan saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, sedangkan sebagian besar nama Agus lahir pada bulan Agustus.

Baca juga: Pendidikan Indonesia Perlu Berkaca pada Ajaran Luhur Ki Hadjar Dewantara

“Maka DNA Agus kental dengan jiwa perjuangan kemerdekaan itu sendiri,” ujar Cahyono Agus.

Pihaknya menegaskan, kalau ada pihak-pihak yang akan merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dasar negara Pancasila, maka komunitas Agus termasuk salah satu yang ingin maju di depan menghalau perusuh, dan mempertahankan NKRI dan Pancasila.

Guru Besar UGM itu kembali mengingatkan dan mewaspadai ada upaya yang ingin memecah-belah bangsa.

Namun hanya mengandalkan nama Agus, perbedaan-perbedaan dan keberagaman bisa disatukan.

DNA Agus kental dengan jiwa perjuangan kemerdekaan. Foto: Istimewa
DNA Agus kental dengan jiwa perjuangan kemerdekaan. Foto: Istimewa

Baca juga: Ingin Wujudkan Ajaran Luhur Ki Hadjar Dewantara

Meskipun terhimpun dari personil dari segala perbedaan, keberagaman dari berbagai profesi, latar belakang, umur, namun bisa disatukan dengan satu nama “AGUS”.

Ketika PEMILU kemarin, kata Cahyono Agus, NKRI nyaris tercerai berai karena perbedaan politik dan visi, maka ABI telah menunjukkan mampu menjadi contoh dan cucuk lampah dalam merajut persatuan dalam perbedaan, membangun kebersamaan dalam keberagaman,guyub rukun tanpa sekat, meneguhkan kohesitas unsur yang berbeda-beda.

“Kata Bung Karno, maka perjuangan generasi penerus bangsa mempertahankan kemerdekaan terasa lebih berat. Pasalnya generasi penerus memperjuangkan pembangunan dan mereka menghadapi musuh yang bukan bangsa lain seperti yang dihadapi para pejuang kemerdekaan,” ungkapnya.

Pihaknya melanjutkan, 17 Agustus 1945 merupakan awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sangat disayangkan jika ada generasi sekarang yang melewatkan momen bersejarah bagi Bangsa Indonesia.

Baca juga: Berikut Rekomendasi Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) untuk Pendidikan Genarasi Emas

Para peserta mengenakan kaos seragam merah dengan tulisan “Agus Bumi Indonesia” di bagian punggung.

Untuk membedakan panggilan yang semuanya bernama Agus, maka mereka lebih dikenal dengan nama panggilan yang kebanyakan diambil dari profesi atau pekerjaan yang digelutinya.

Nama Agus memang termasuk nama yang populer di Indonesia.

Nama itu akan selalu mudah diingat karena mereka pasti lahir di bulan saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.

Baca juga: Reformulasi Konsep Ajaran Luhur Ki Hadjar Dewantara untuk Pendidikan Nasional