Gitar Batik Karya Alumnus Arsitektur UGM Ini Telah Mendunia

1240

Baca juga: Presiden Jokowi Raih Penghargaan Asian of The Year 2019

2012 – Gitar Batik G&B yang mendapatkan dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia dipamerkan pada festival Java Jazz setelah diundang Kementerian Perdagangan.

Tahun yang sama G&B bekerja sama dengan Pemda Kalteng untuk mempopulerkan motif Borneo yang dibatikkan pada kayu berbentuk gitar G&B ke kota-kota di Eropa (Luxemburg, Den Haag, Berlin, Wina, Budapest dll).

2013 – Pada 22 Juli, Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin di Yogyakarta memberikan sertifikat/surat keterangan soal mengenai proses batik tulis pertama pada kayu berbentuk gitar elektrik.

Agenda Kongko berlanjut dengan menyerahkan satu buah gitar batik G&B untuk dipajang di Museum Musik Indonesia (MMI) di Malang. Kongko adalah salah satu penasihat MMI.

Lalu, pria kelahiran 25 Mei 1949 ini juga berkunjung ke Amerika Serikat sambil menjajaki kemungkinan pemasaran di sana.

Saat itu dia menyerahkan dua buah gitar kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan RI di AS, Dr. Haryo Winarso.

Atas permintaan Kongko, gitar G&B Tjanthing, dengan motif Perisahi Aceh, diserahkan kepada Presiden AS kala itu, Barrack Obama, di Gedung Putih, Washington, DC (2014).

Gitar Batik G&B yang mendapatkan dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia dipamerkan pada festival Java Jazz setelah diundang Kementerian Perdagangan. Foto: istimewa
Gitar Batik G&B yang mendapatkan dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia dipamerkan pada festival Java Jazz setelah diundang Kementerian Perdagangan. Foto: istimewa

Baca juga: Mahasiswa Peternakan UGM Ubah Bulu Ayam Jadi Papan Pengganti Kayu

2016 – Kongko tengah berjalan-jalan ke Liverpool dan melihat merchandise  (berupa celemek) band kenamaan dunia, The Beatles, yang bergambarkan Katedral St Basil’s di Moskow, Rusia.

Dia pun terinpirasi membuat corak pada merchandise itu untuk dituangkan ke gitarnya.

2017 – 7 Januari menjadi tanggal yang bersejarah buat Kongko dan gitarnya.

Sebab, G&B masuk MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai Penggagas Gitar Pertama dengan Ornamen Batik dari Proses Tradisional.

2018 –  15 April G&B mendapat anugrah MURI sebagai Penggagas Drum Pertama dengan Ornamen Batik dari Proses Tradisional.

Bersama pendiri Batiksoul Guitars Indonesia, Guruh Sabdo Nugroho, Kongko menyerahkan gitar G&B motif Basilika Katedral dan gitar ukulele Batiksoul kepada State Museum of Oriental Art di Moskow, Rusia.

Sumbangan Kongko diterima oleh Direktur Jenderal Museum A.V. Sedov, serta disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Supriyadi, di State Museum of Oriental Art pada 7 Agustus 2018.

Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem, Penyakit Akut Leptospirosis di Bantul Meningkat

2019 – Awal April Dalam rangkaian Pacific Expo, Dubes Tantowi Yahya di Selandia Baru mengoleksi dan memainkan Gitar Akustik Batiksoul Sekar Maori, demikian juga Dubes Amerika Serikat di Selandia baru, Scott Brown, mengoleksi dan memainkan gitar elektrik G&B Kenanga Merah.

Kongko menambahkan, G&B sudah banyak dikoleksi para musisi dan tokoh dunia. Mereka antara lain Setiawan Djody (Kantata), Masri (Rollies,  G pro dll) Fauzan (Kembar), Yanz (UMC), Bonny (YYB), Bagas Hapsoro (Makara), Tantowi Yahya (the Old Friends), Dimas Wahab (Medenasz).

Selain itu, para menteri Kabinet Kerja juga mengoleksi, antara lain Pratikno, Basuki, Budi Karya, Hanif Dhakiri, Retno/Agus Marsudi, Djoko Kirmanto.

“Demikian juga sebagai koleksi Kedutaan Besar RI di AS, Singapura, Stockholm, Moscow, Kopenhagen, Praha dll.,” imbuh Kongko. (Tsalis)

Baca juga: Pencegahan Bullying Perlu Masuk Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar