Gitar Batik Karya Alumnus Arsitektur UGM Ini Telah Mendunia

1239
Pancaran seni dari gitar bikinan Haryo Sasongko tak hanya dapat dinikmati dari nada yang tercipta. Foto: Kongko dua dari kanan) bersama Brian Kramer Blues Band, Stockholm, 2018. Dok istimewa
Pancaran seni dari gitar bikinan Haryo Sasongko tak hanya dapat dinikmati dari nada yang tercipta. Foto: Kongko dua dari kanan) bersama Brian Kramer Blues Band, Stockholm, 2018. Dok istimewa

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Pancaran seni dari gitar bikinan Haryo Sasongko tak hanya dapat dinikmati dari nada yang tercipta.

Sebab, ada aura visual yang juga bisa dirasakan setelah melihat gitar karya lulusan Arsitektur UGM angkatan 1968 ini. Gitar bermerk G&B ini nyentrik lantaran ornamen batik yang menghiasi penampilannya.

Dalam rilis Harian Suara Merdeka (27/1/2017), Kongko, sapaannya, mengatakan, kelahiran gitar batik diawali dari aktivitasnya sebagai gitaris band Groso dan Pitagoras pada 1964.

Namun, bukan gitar alat yang pertama kali dia buat saat itu, melainkan bass.

Kongko mulanya menggunakan bass karyanya untuk bahan percobaan.

Akan tetapi, dia terus menemui kendala karena tidak semua jenis kayu dapat menyerap warna  batik dengan baik.

Hingga akhirnya pria yang sekarang berumur 70 tahun ini dibantu sahabatnya satu kelas di SMA 3, Gun Nugroho Samawi (alm. 2019).

Kongko bersua Joko Widodo, yang masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, mengenalkan gitar G&B di Pasar Triwindu, Ngarsopuro. Foto: istimewa
Kongko bersua Joko Widodo, yang masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, mengenalkan gitar G&B di Pasar Triwindu, Ngarsopuro. Foto: istimewa

Baca juga: Nova Dorong Semua Anggota UKM Berkuda Raih Prestasi

Gun memberikan satu jenis kayu yang kemudian dapat dibentuk menjadi sebuah bass (1994).

Purwarupa bass batik pertama bikinan Kongko tidak selesai di situ.

Dia membawa kreasi pertamanya itu kepada seorang pembuat gitar di daerah Sosrowijayan, Yogyakarta, bernama Pak Darman, sekarang berusia 81 tahun.

Di sana, Kongko butuh waktu beberapa tahun agar bass gitarnya bisa sempurna sesuai dengan kaidah pembuatan yang benar.

Melompat ke 1994, bass dan gitar pria yang pernah bekerja di Kementerian Dalam Negeri RI ini dibatik oleh Anton Wahono.

Anton adalah pemilik Sanggar Punakawan di Krebet, Bantul, Yogyakarta.

Tak ada yang berbeda antara membatik di kain dan di gitar.

Baca juga: Mahasiswa UGM Sabet 2 Penghargaan di Korea Berkat Pembasmi Hama Tikus Ramah Lingkungan