Warga Sumbawa Belum Tertarik Pakai Alat Kontrasepsi

341
Warga Sumbawa, NTB, khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang sudah tidak punya keinginan mempunyai anak, masih banyak yang belum tertarik mengikuti program Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Foto: istimewa
Warga Sumbawa, NTB, khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang sudah tidak punya keinginan mempunyai anak, masih banyak yang belum tertarik mengikuti program Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Foto: istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Warga Sumbawa, NTB, khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang sudah tidak punya keinginan mempunyai anak, masih banyak yang belum tertarik mengikuti program Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

Padahal kontrasepsi jangka panjang memiliki rentang waktu lebih lama, yaitu implan selama tiga tahun dan IUD bisa sampai 10 tahun.

Hal tersebut seperti yang disampaikan Guru Besar Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Biran Affandi SpOG (K) FAMM dalam rilis beritasatu.

Biran menjelaskan, kerja implan tersebut menekan ovulasi.

Kemudian IUD mendorong sperma yang masuk menjadi lemah, sehingga tidak bisa membuahi.

Berbeda dengan pil dan suntik, yang cukup rawan menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, terutama jika lupa melakukan suntik dan minum pil.

Peneliti di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM, Heni Setiawati menemukan, masih banyak PUS yang tidak menerapkan KB dengan kontrasepsi.

Baca juga: Peraih IPK Tertinggi Fakultas Teknik, Finlan: Saya Belajar dengan Mengajar

Hal itu disebabkan oleh rendahnya cakupan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Indonesia.

Kabupaten Sumbawa menargetkan 60 persen akseptor menggunakan MKJP, tetapi pada tahun 2019 ini target tersebut belum tercapai.

Heni kemudian mengeksplorasi upaya gerakan strategis 1-1-1 (1 bidan/kader, 1 akseptor, MKJP setiap satu bulan) dalam mengatasi rendahnya MKJP.

Eksplorasi tersebut Heni paparkan dalam penelitiannya yang berjudul Gerakan 1-1-1 dalam Upaya Peningkatan Cakupan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Wilayah Kerja Puskesmas Brangbiji Sumbawa tahun 2019.

Menurutnya gerakan 1-1-1 merupakan gerbang utama yang di dalamnya terdapat upaya-upaya strategis.

Upaya-upaya ini dikemas sesuai dengan kondisi dan karekteristik kelompok sasaran yang dituju di wilayah binaan.

Gerakan 1-1-1 dilaksanakan oleh bidan dan kelompok masyarakat yang peduli pada kesehatan reproduksi.

Baca juga: Target Kemenpar dan Rossiya Airlines Datangkan 162 Ribu Wisatawan Rusia ke Indonesia