Gitar Batik Karya Alumnus Arsitektur UGM Ini Telah Mendunia

1240

Baca juga: Rimbawan Kagama Ajak Seluruh Elemen Gabung Gerakan Rimbawan dan Masyarakat Peduli Hutan (GRMPH)

Dia pun memandang setiap gitar yang dibatik memiliki filosofi tersendiri.

“Nilai yang tinggi ada pada setiap goresan batik. Itu mempunyai makna, ada sebuah semangat dari pembatiknya sendiri,” kata putri, bercerita.

Putri juga menyebut, setiap pembeli gitar G&B akan memperoleh nomor dan seri yang tidak sama beserta pada sertifikat keaslian.

Pertanda bahwa gitar yang diterima pembeli benar-benar istimewa karena hanya ada satu di dunia.

Putri menilai, andil orang-orang yang ada di dapur produksi memengaruhi keberhasilan G&B.

Maka dari itu dia menyebut pembatik gitar sebagai seorang artis.

Merchandise GB Katedral St Basil’s di Moskow, Rusia. Foto: istimewa
Merchandise GB Katedral St Basil’s di Moskow, Rusia. Foto: istimewa

Baca juga: Raih Penghargaan Asian of The Year 2019, Presiden Jokowi Sejajar 3 Pemimpin Kenamaan Dunia

Sepak Terjang

1999 – Gitar batik G&B muncul kali pertama kepada khalayak saat Kongko mengikuti pameran di Museum Affandi, Yogyakarta.

Momentum tersebut bertepatan dengan misi dagang dan budaya dari Seattle, Washington, AS.

Kala itu, dia juga menggunakan media poster foto dan selebaran untuk menarik minat pengunjung.

Langkah itu dia sempurnakan pada setahun berselang.

Rupanya, dari sini gitar-gitar G&B mulai dilirik oleh pecinta seni.

Rata-rata Kongko menjual membuat dua buah per minggu dengan harga tiap gitarnya berkisar 500 sampai 1000 dollar AS atau lebih tergantung tingkat kesulitan, bahan kayu dan spesifikasinya.

2010   Kala itu, Kongko bersua Joko Widodo, yang masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, mengenalkan gitar G&B di Pasar Triwindu, Ngarsopuro.

Saat itu, Kongko jadi pembuka acara dengan band-nya untuk memainkan gitar Fender Stratocaster bersama pickguard batik motif “Ron Kecer”.

Kongko pun melakukan berbagai upaya untuk memperkuat bisnis G&B.

Pada 2011, Kongko mematenkan logo G&B dengan mendaftarkan di Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan (HAKI).

Langkah itu diikuti dengan pembentukan PT Gitar Batik Produktama dan mengikuti pameran Wahana Kreatif 2011 di eX Plaza, Jakarta.

Baca juga: Akuntansi Punya Makna Lebih dari Sekadar Laporan Keuangan