Kenangan Bagus Saleh di Fakultas Filsafat UGM dan Suka Duka Memimpin KAGAMA Balikpapan

1051

Baca juga: KAGAMA Marching Band dan Fakultas Filsafat UGM Gelar Bakti Sosial di Gunungkidul

“Misalnya, pihak fakultas selalu mengumumkan mahasiswa yang berhak mengikuti ujian dengan hanya mencantumkan nomor induk mahasiswa.”

“Mahasiswa yang nomor induknya tidak ada harap menghubungi dosen yang bersangkutan,” jelas pria yang kini bekerja di Pertamina Hulu Mahakam ini.

Kata Bagus, kebanyakan mahasiswa yang tak dapat mengikut ujian karena kewajibannya tak dipenuhi.

Misalnya, kata Bagus, tak memakai hak masuk kuliah 75%, mengumpulkan tugas dua hingga tiga paper, atau hal lain.

Dari situ Bagus kemudian belajar untuk disiplin diawali dari diri sendiri.

Bersama sang istri raih emas, perunggu dan perak dalam kejuaraan di Bali 2018 lalu. Foto: Dok Pri
Bersama sang istri raih emas, perunggu dan perak dalam kejuaraan di Bali 2018 lalu. Foto: Dok Pri

Baca juga: Cucu Pendiri Fakultas Filsafat UGM Raih IPK 4,00, Ingin Berkarier di Bidang HAM untuk Perempuan

Salah satu dosen yang menginspirasinya untuk berdisiplin adalah alm. Soejono Soemargono.

“Beliau selalu datang mengajar dan selesai tepat waktu. Tidak pernah kurang dari 1 menit pun,” ujar Bagus.

“Tidak masalah siapa dan berapa pun yang datang. Aku pikir, kalau displin dengan diri sendiri bisa, nggak perlu cari motivasi dari luar diri,” cetusnya.

Bekal yang didapat di Filsafat UGM juga membuat Bagus bersyukur. Sebab, dia mendapatkan nilai-nilai yang berguna untuk kariernya sebagai petugas safety.

“Filsafat mengajariku cara berpikir dan mengenali pola-pola pikir. Filsafat adalah mengenai orang atau manusia dan cara pikirnya,” ujar Bagus.

“Ternyata safety juga demikian. Safety adalah tentang manusia atau orang dan caranya berpikir tentang selamat,” tambahnya.

Baca juga: KAGAMA Filsafat Bantu Warga Kekeringan di Gunungkidul