Kenangan Bagus Saleh di Fakultas Filsafat UGM dan Suka Duka Memimpin KAGAMA Balikpapan

1047
Ketua KAGAMA Balikpapan, Bagus Sarwowidjaja Saleh, mengisahkan pelajaran hidup yang dia dapatkan dari Fakultas Filsafat UGM. Foto: Ist
Ketua KAGAMA Balikpapan, Bagus Sarwowidjaja Saleh, mengisahkan pelajaran hidup yang dia dapatkan dari Fakultas Filsafat UGM. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BALIKPAPAN – Tidak ada satu orang pun yang menyuruh Bagus Saleh memilih Fakultas Filsafat UGM sebagai tempat menimba ilmu.

Kepada Kagama, Bagus mengaku bahwa memutuskan kuliah di Filsafat pada 1987 dilandasi atas keinginannya sendiri.

“Setelah lulus SMA daftar IPC (Ilmu Pengetahuan Campuran) yang bisa 3 pilihan,” tutur Bagus.

“Pilihan 1 Filsafat, pilihan 2 Biologi, pilihan 3, Psikologi. Seingatku itu nggak ada yang beri info atau mengenalkan.”

“Bahkan teman-temanku waktu itu nggak ngerti juga. Karena tidak tahu, aku daftar,” kenangnya.

Seperti biasanya, organisasi di bawah kepemimpinan Bagus Saleh ini mengadakan SARBER, atau Sarapan Bersama. Sembari sarapan dan ngobrol santai, mereka membahas perihal keuangan organisasi. Foto: Istimewa
Seperti biasanya, organisasi di bawah kepemimpinan Bagus Saleh ini mengadakan SARBER, atau Sarapan Bersama. Sembari sarapan dan ngobrol santai, mereka membahas perihal keuangan organisasi. Foto: Istimewa

Baca juga: Masa Depannya Diragukan Sang Ibu, Ketua KAGAMA Balikpapan Ini Reguk Sukses Berkat Filsafat UGM

Masa-masa kuliah Bagus di Filsafat UGM serasa tak membekas pada awalnya.

Sebab, dia mengaku baru mengerti apa itu Filsafat pada semester empat.

Alhasil, pria asal Jogja ini baru menggenjot nilai mulai semester lima dan bisa lulus pada tahun ketujuh.

Meski begitu, Bagus sadar ada nilai moral yang dia dapatkan di ‘Kampus Pemikir’ itu.

“Pada waktu kuliah di Filsafat, aku menyadari bahwa para dosen memberikan contoh dan fakultas menerapkan arti hak dan kewajiban,” ucap Bagus.

Baca juga: Pengurus KAGAMA FILSAFAT Masa Bakti 2019-2024 Resmi Ditetapkan, Berikut Susunannya