KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Menjadi mahasiswa, acapkali dirasakan berbeda, terutama bagi para perantau.
Mereka yang awalnya selalu berada dekat dengan keluarga, saat kuliah di luar daerah musti belajar hidup mandiri.
Biasanya tinggal di kos-kosan maupun asrama menjadi pilihan, ada pula yang memilih tinggal dan ‘nyantrik’ di masjid ataupun pesantren dekat kampus.
Di UGM, misalnya, selain tersedia banyak kos-kosan di sekitar kampus untuk tempat tinggal, ada juga asrama khusus mahasiswa.
Misalnya Asrama Mahasiswa UGM, Asrama Darma Putra, maupun Asrama Ratananingsih.
Baca juga: Kisah Marwanto yang Bentuk Karawitan PK4L UGM dari Hitungan Senam
Banyak kisah-kisah yang dialami saat menjadi mahasiswa rantau, terutama tentang keseruan saat bersama teman-teman kos maupun asrama.
Nostalgia kehidupan di asrama mahasiswa UGM dibabar oleh Prof. Dr. rer. nat Harno Dwi Pranowo, M.Si, Guru Besar Ilmu Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Harno sempat tinggal asrama Darmaputera Baciro, Yogyakarta kala menempuh pendidikan strata 1 pada 1983.
Sebelumnya, pria asal Banyuwangi ini tinggal di kos-kosan.
Namun, pada pertengahan semester dua, Harno kemudian mendapat informasi soal asrama mahasiswa UGM.
Dia kemudian mendaftar ke pengurus asrama dan mendapatkan sebuah kamar yang luas, meski jaraknya jauh dari kampus.
Baca juga: Benarkah RUU Omnibus Law Benar-benar Diperlukan untuk Mereformasi Birokrasi?