Jumat, 28 Juni 2024 | 11:01 WIB

Hasto Wardoyo Bangun Lima Pilar Tekan Stunting

Verifikasi Kondisi Stunting Terkini

BKKBN masih memverifikasi dan memvalidasi data terkait stunting antara hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).

Proses verifikasi dan validasi dilakukan karena kasus stunting yang diperoleh di daerah melalui E-PPGBM tidak sebanyak kasus yang tercatat di SKI.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebutkan terjadi problematika data stunting antara satu dengan yang lain.

Hal ini yang membuat pihaknya melakukan pengukuran data kembali dengan survei langsung secara serentak dan hasilnya bisa dilihat bersama.

Harapannya angka prevelensi stunting bisa mencapai 17 persen dan jika disurvei lagi bisa mendekati 14 persen pada akhir 2024.

Sesuai arahan Wapres, terkait data stunting, agar dipadupadankan dulu antara E-PPGBM dan SKI.

Karena data yang didapatkan dari SKI ketika diterapkan di daerah, presentasenya banyak daerah yang tidak bisa menemukan kasus sebanyak yang ada di dalam SKI.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai, bonus demografi tersebut hanya bisa dirasakan manfaatnya jika sumber daya manusianya berkualitas. Foto: Dok. Pribadi
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai bahwa bonus demografi tersebut hanya bisa dirasakan manfaatnya jika sumber daya manusianya berkualitas. Foto: Dok. Pribadi

Data absolut balita yang mengalami stunting secara nasional mencapai 4,6 juta dari total 23 juta balita saat ini

“Saya optimistis hasil penimbangan dan pengukuran itu angkanya cukup redah diangka 21 persen pada 2023.”

“Survei itulah yang akan menjadi patokan semuanya.”

“Pengukuran secara serentak itu seperti sensus penduduk atau pertanian yang hasilnya real count” kata Hasto.

Sebelumnya, Wapres Ma’ruf Amin mengungkapkan prevalensi stunting di Indonesia pada 2023 hanya turun 0,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Laporan hasil survei kesehatan Indonesia, prevalensi stunting 2023 adalah sebesar 21,5, persen atau turun 0,1 persen dari 2022.

“Penurunan tersebut tidak sesuai dengan target pemerintah menurunkan angka stunting di kisaran 3 persen.”

Jadi saya menginstruksikan adanya penimbangan dan pengukuran balita secara serentak untuk memetakan prevalensi stunting di Indonesia,” tandasnya.


KAGAMA EDISI CETAK

BACA JUGA

BERITA TERKAIT

JOGJANESIA