Jumat, 28 Juni 2024 | 11:01 WIB

Hasto Wardoyo Bangun Lima Pilar Tekan Stunting

Lima Pilar Tekan Stunting

Presiden Jokowi pun telah menunjuk Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjadi Ketua Tim Pelaksana untuk dapat menurunkan prevalensi stunting dengan baik melalui sejumlah program serta Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin sebagai Ketua Tim Pengarah.

Program yang pertama dilakukan yakni membangun infrastruktur dan suprastruktur.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan penanganan stunting butuh strategi khusus dengan menindaklanjuti Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting maka dibentuklah tim percepatan penurunan stunting mulai pusat hingga daerah. Selanjutnya, dibangun lima pilar guna menekan angka stunting di Tanah Air yang diharapkan bisa turun sesuai target

“Lima pilar yang telah dibangun, pertama, membangun komitmen bersama-sama bergerak untuk mengentaskan stunting.”

“Kementerian dan lembaga terkait memberikan bantuan dengan sasaran stunting.”

“Saya usul kepada MenPan RB agar salah satu indikator penilaian reformasi birokrasi pemerintah daerah dengan penurunan prevelensi angka stunting,” ujarnya kepada Kagama. Co saat ditemui di Yogyakarta, Sabtu (9/7/204).

Kedua, memberikan informasi masif tentang stunting atau massive information system dengan edukasi dan sosialisasi tentang stunting secara massif lewat berbagai sarana prasarana tak terkecuali melibatkan media.

Dengan cara tersebut stunting dapat diketahui masyarakat didukung 600 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di seluruh Indonesia.

TPK ini merupakan pasukan mesin yang dapat menjadi garda terdepan menyebar luaskan informasi stunting secara massif sehingga terangkat ke permukaan.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan penanganan stunting butuh strategi khusus dengan menindaklanjuti Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting maka dibentuklah tim percepatan penurunan stunting mulai pusat hingga daerah. Foto: Dok. Pribadi
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, penanganan stunting butuh strategi khusus dengan menindaklanjuti Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting maka dibentuklah tim percepatan penurunan stunting mulai pusat hingga daerah. Foto: Dok. Pribadi

Pilar ketiga adalah konvergensi dari pemerintah pusat hingga daerah. Konvergen dengan saling berkolaborasi dengan antar instansi semisal Kementerian PU akan membangun jamban maka datanya bisa menggunakan data BKKBN dengan mendahulukan keluarga yang stunting.

Termasuk data kemiskinan ekstrim hingga pembagian bantuan bagi PKH juga diambil dari data BKKBN supaya programnya konvergen mengerucut pada stunting.

Sementara itu, pilar keemat berupa menjamin ketersediaan pangan yang cukup.

Dalam hal ini, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional untuk menjamin bahwa ketersediaan pangan tidak langka.

Pilar kelima, data, inovasi dan evaluasi. Memanfaatkan data, seperti data keluarga tinggi stunting, keluarga yang tidak memiliki jamban, tidak memiliki akses air bersih, dan harus detail by name by address.

“Dari lima pilar tersebut kuncinya adalah pilar kedua yang dapat merubah perilaku dengan edukasi.”

“Merubah perilaku dengan cara revolusi makan, gerakan makan makanan lokal hingga merubah pola reproduksi.Z”

“Perilaku makan ini penting untuk diedukasi sebagai kunci mengubah mindset,” jelas Hasto.


KAGAMA EDISI CETAK

BACA JUGA

BERITA TERKAIT

JOGJANESIA