
KAGAMA.CO, TAMBRAUW – Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, seolah-olah masih terisolasi kendati sudah dimekarkan sejak 29 Oktober 2008.
Infrastruktur jalan dan telekomunikasi untuk menjangkau ke sana belum ada. Begitu pula dengan air dan listrik.
Pasalnya, belum ada sentuhan pembangunan nyata untuk Tambrauw dalam tiga tahun dinakhodai Pejabat Bupati Manase Paa.
Bahkan, satu-satunya cara untuk masuk dan keluar dari kabupaten yang punya luas sekitar 11.500 km2 ini adalah dengan berjalan kaki.
“Waktu saya dilantik jadi bupati untuk periode pertama pada 29 Oktober 2011, tidak ada ojek, apalagi bus dan angkutan desa,” terang Bupati Tambrauw, Gabriel Asem.
“Tambrauw, yang dulunya merupakan bagian dari wilayah Sorong dan Manokwari, tak punya apa-apa selain hutan, perbukitan, serta pantai,” kenang sosok yang akrab disapa Gebi ini saat mengingat kondisi awal Tambrauw serupa dengan Raja Ampat saat resmi jadi kabupaten pada 2003.
Namun, suara hati Gebi kala itu menuntunnya untuk terlebih dahulu membangun sarana penyedia air bersih.
Pria yang punya hobi foto-foto ini pun ternyata cukup gesit. Sebab, hanya dalam 100 hari setelah pelantikannya sebagai bupati, warga Tambrauw sudah bisa menikmati air bersih.
Setidaknya, hal itu dirasakan oleh pegawai Pemerintah Kabupaten Tambrauw.
“Sebelumnya, seluruh pegawai pergi ke sungai untuk mandi,” ucap Gabriel.

Baca juga: Resmikan Gedung Pemerintahan dan Jembatan, Gabriel Asem: Kita Bangun Tambrauw dari Nol
Tak berhenti di situ, pemerintahan pimpinannya berhasil membuka akses jalan untuk 29 distrik (kecamatan) di seluruh Tambrauw.
Bandara Werur, PLTMH, tower telekomunikasi, kantor bupati, dan penginapan pemda, menjadi bukti lain bahwa Gebi sangat serius dengan pembangunan infrastruktur.
Capaian kilap periode pertama membuat dia dipilih rakyat Tambrauw sebagai calon tunggal bupati untuk memimpin pada periode 2017-2022.
Namun, bisa jadi inspirasi untuk menomor satukan infrastruktur timbul karena persinggahannya di Yogyakarta 14 tahun silam.
UGM Memberikan Inspirasi
Akselerasi karier Gebi cukup kencang, terutama setelah dirinya diangkat menjadi PNS (sekarang ASN, Aparatur Sipil Negara) Kabupaten Sorong pada 1998.
Dia, yang menamatkan S1 akuntansi di salah satu perguruan tinggi Makassar, diamanahi sebagai sebagai pegawai Inspektorat Kabupaten Sorong dan menjabat sebagai Pemeriksa Pembantu.
Tiga tahun berselang, pria kelahiran 1963 ini dipromosikan menjadi anggota Direksi PDAM setempat.
Beberapa tahun sesudahnya, Gebi naik level menjadi Kepala Bidang Pembukuan BPKAD Kabupaten Sorong.
Baca juga: Melihat Kiprah Gabriel Asem dalam 8 Tahun Memimpin Tambrauw