Industri Sawit Siap Dukung Implementasi Energi Baru Terbarukan

967

Baca juga: Inilah Manusia Unggul yang Diharapkan Mampu Menjaga Keanekaragaman Hayati Indonesia

Di sisi lain, Teguh menilai bahwa kelapa sawit masih punya potensi di luar minyak dalam implementasi energi baru terbarukan.

Potensi itu adalah kandungan biomassa sawit yang melimpah, seperti serat tandan dan cangkang.

Penggunaan biomassa yang tergolong limbah sawit tersebut sebagai bahan bakar sudah diterapkan di PT Nusantara Sawit Persada pimpinan Teguh.

“Cangkang bisa dibuat energi sebagai bahan bakar di boiler (alat penghasil uap air untuk pemanasan atau tenaga gerak),” kata Teguh.

“Uap airnya kemudian dikompres, sehingga tekanannya tinggi sampai 30 an bar. Uap yang dihasilkan air dari pemanasan fiber dan cangkang,” terangnya.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) bahkan memprediksi, sawit akan mampu menyuplai 55,9 persen kebutuhan minyak nabati pada 2050. Yakni kala dunia diyakini akan membutuhkan 670 juta ton minyak nabati. Foto: Dok Pri
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) bahkan memprediksi, sawit akan mampu menyuplai 55,9 persen kebutuhan minyak nabati pada 2050. Yakni kala dunia diyakini akan membutuhkan 670 juta ton minyak nabati. Foto: Dok Pri

Baca juga: Dulu Rugi Bikin Konser Musik, Lulusan Magister Manajemen Ini Sekarang Mau Bikin Disney Land

Teguh bertutur, uap dengan tekanan 30 bar lalu dialirkan ke boiler mesin pembangkit listrik (turbin). Listrik yang dihasilkan sebesar 1.200 kw digunakan untuk mengaliri seluruh pabrik.

Sehingga, turbin penghasil listrik sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil.

Menurut Teguh, negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan pun kini meminati cangkang sawit sebagai sumber energi.

“Jepang mengembangkan nuklir, tetapi mereka mulai ketakutan karena gempa. Makanya mereka minat betul sama cangkang sawit,” kata Teguh.

“Apalagi, Jepang juga tidak punya cadangan minyak,” beber Wakil Ketua Komisi Tetap Perkebunan Kadin ini.

Teguh menjelaskan, cangkang kira-kira memiliki nilai kalori antara 3-4 ribu. Nilai ini memang ¼ dari minyak bumi yang nilai kalornya mencapai 13 ribu.

Namun, dari segi harga, cangkang jelas jauh lebih murah. Misalnya, untuk menandingi kalori solar non subsidi yang 1 liter seharga Rp9 ribuan, butuh 4 kg cangkang dengan harga Rp4 ribuan saja.

Menurut Teguh, saat ini harga cangkang sawit per kg antara Rp600-1000. Harga yang terjangkau ini juga menjadi alasan mengapa negara lain berminat dengan cangkang sawit.

“Cangkang menghasilkan karbon aktif. Itu juga bisa dipakai untuk filter air dan semacamnya. Kalau sakit perut misalnya, kita pernah minum norit. itu dari karbon aktif,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: KAGAMA Manado Bagikan Masker Sekaligus Promosikan Jenis Kera Langka