Industri Sawit Siap Dukung Implementasi Energi Baru Terbarukan

964
Produktivitas minyak sawit yang tinggi memungkinkan untuk mendukung  program energi baru dan terbarukan dari Pemerintah. Foto: Nabil
Produktivitas minyak sawit yang tinggi memungkinkan untuk mendukung  program energi baru dan terbarukan dari Pemerintah. Foto: Nabil

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Akhir tahun lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi bahan bakar Biosolar 30 alias B30.

Untuk diketahui, B30 adalah produk yang dihasilkan dari perpaduan dua bahan lewat proses esterifikasi/transesterifikasi.

Dua bahan yang dipakai adalah 70 persen bahan bakar minyak (BBM) dan 30 persen FAME (Fatty Acid Methyl Ester).

FAME bisa diperoleh dari minyak nabati seperti minyak sawit (crude palm oil).

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa implementasi B30 merupakan upaya Pemerintah untuk mencari sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT). Yakni dengan meningkatkan produksi minyak kelapa sawit sebagai campuran BBM.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) bahkan memprediksi, sawit akan mampu menyuplai 55,9 persen kebutuhan minyak nabati pada 2050. Yakni kala dunia diyakini akan membutuhkan 670 juta ton minyak nabati. Foto: Dok Pri
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) bahkan memprediksi, sawit akan mampu menyuplai 55,9 persen kebutuhan minyak nabati pada 2050. Yakni kala dunia diyakini akan membutuhkan 670 juta ton minyak nabati. Foto: Dok Pri

Baca juga: Aksi Solidaritas KAGAMA Balikpapan untuk Tenaga Non Kesehatan Rumah Sakit

Upaya ini akan melepaskan belenggu ketergantungan Indonesia pada energi fosil yang disuplai melalui impor.

Alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 itu mengklaim, implementasi B30 bisa menghemat kegiatan impor minyak bumi hingga Rp63 triliun.

Pernyataan Jokowi tersebut tentu menjadi tantangan bagi industri sawit. Pasalnya, industri sawit harus bisa menyuplai CPO tidak hanya untuk kebutuhan pangan, tetapi juga energi.

Apalagi, menurut Oil World 2018, tren konsumsi minyak nabati terus mengalami peningkatan 10 persen setiap tahun.

Di Indonesia sendiri, konsumsi minyak sawit pada 2019 mencapai 14,3 juta ton dari kebutuhan total minyak nabati sebesar 14,7 ton.

Baca juga: Pesan Dokter RSA UGM bagi Orang Yang Melakukan Karantina Mandiri di Rumah