Cerita Diaspora KAGAMA tentang Penerapan Normal Baru di Perguruan Tinggi Korea Selatan

279
Kandidat Doktor Kyungpook National University, Achmad Rio Desiar, membagikan pengalamannya tentang penerapan normal baru di perguruan tinggi Korea Selatan. Foto: Ist
Kandidat Doktor Kyungpook National University, Achmad Rio Desiar, membagikan pengalamannya tentang penerapan normal baru di perguruan tinggi Korea Selatan. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kota Daegu menjadi salah satu wilayah di Korea Selatan yang mengalami penularan Covid-19 paling masif.

Pemerintah dan masyarakat saat ini sedang menerapkan normal baru di berbagai aspek, terutama di dunia pendidikan.

Hal tersebut diungkapkan oleh kandidat Doktor Kyungpook National University, Achmad Rio Desiar, dalam seminar bertajuk Hidup di Bawah Wabah: Polemik Normal Baru, yang digelar oleh Fakultas Ilmu Budaya UGM beberapa waktu lalu secara daring.

“Tepat satu bulan Covid-19 menyebar di Wuhan, pada Januari 2020 ditemukan kasus pertama di Korea Selatan. Dalam satu bulan setelahnya, jumlah kasus positif meningkat secara drastis.”

“Tetapi, untungnya pemerintah Korea Selatan bergerak sangat cepat, sehingga dalam waktu 2 minggu saja, lonjakan kasus bisa dibendung,” ungkapnya.

Baca juga: Orang Indonesia Harus Berani Kuliah di Harvard

Pemerintah Korea Selatan, kata Rio, menerapkan kebijakan preventif dengan protokol kesehatan yang paling umum. Yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Selain itu, ada pula program pendeteksian massal yang dilakukan selama dua minggu berturut-turut.

Kebijakan inilah yang dinilai efektif dan berperan dalam menekan lonjakan kasus positif tersebut.

Menurut Rio, di samping kemampuan pendeteksian virus, kedisiplinan masyarakat terhadap protokol pencegahan Covid-19 juga turut membuat penularan virus menjadi terkontrol.

Pada bulan Maret 2020, penambahan jumlah kasus hanya berkisar 70 orang setiap harinya.

Baca juga: Prihatin Para Tetangga Terdampak Pandemi, Rimbawati UGM Ini Pasang Canthelan di Desa Singosaren, Bantul