Antivirus Belum Ditemukan, Begini Terapi Penyembuhan Covid-19

601

Baca juga: Aksi Nyata KAGAMA JABAR dalam Membantu Penanganan Wabah Corona

“Tidak semua orang mengalami efek samping ini, tetapi jika mengalami akan sangat berat, terutama mereka yang punya riwayat penyakit jantung.

“Untuk itu, penggunaannya harus hati-hati. Perlu ada pemeriksaan EKG yang serius,” jelas dosen yang menekuni bidang medical and health science ini.

Selain klorokuin dan hidroksiklorokuin, ada pula avigan dan tamiflu. Keduanya belum terbukti ampuh secara klinis dan sama-sama tergolong obat keras.

Avigan adalah obat antiinfluenza dari Jepang. Sedangkan tamiflu adalah obat antiinfluenza yang digunakan untuk penyakit flu burung dan SARS.

Zullies memperkirakan antivirus yang kemungkinan ampuh untuk mengobati adalah antivirus yang pernah digunakan saat pandemi sebelumnya, seperti antivirus untuk SARS, MERS, Flu Burung, atau Flu Babi.

Baca juga: Lagu Lathi Bikin Penasaran, Ganjar Langsung Hubungi Eka Gustiwana

“Untuk pembuatan antivirus, setiap negara punya panduannya masing-masing berdasarkan pengalaman uji klinis dan ketersediaan obatnya,” ungkap alumnus Fakultas Farmasi UGM angkatan 1987 ini.

Untuk itu, upaya pencegahan Covid-19 harus diperhatikan dengan serius. Bila sudah mulai muncul gejala, Zullies menyarankan agar masyarakat segera mengobatinya.

Ada pun obat yang direkomendasikan untuk pencegahan Covid-19 pada tahap gejala antara lain obat paracetamol, yang berfungsi menurunkan demam dan nyeri. Kemudian obat antiradang, seperti ibuprofen, dan Na diklofenak.

“Obat untuk pengatasan gejala umumnya termasuk golongan obat bebas terbatas yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Namun pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi pasien, misal ada kontraindikasi atau tidak,” jelasnya.

Jika pasien Covid-19 memiliki penyakit penyerta, maka obatnya pun disesuaikan. Jadi pasien tetap diberikan obat penyerta saat mereka terkena Covid-19.

Baca juga: Cara Kerja Sistem Imun Tubuh dalam Menangkal Corona