Menertawakan Tragedi dalam Kehidupan Sendiri adalah Tingkatan Humor Paling Berkualitas

3759
Ketua Umum KAGAMA Filsafat, Achmad Charris Zubair, memiliki pandangan tentang humor yang paling berkualitas dari sisi filosofi. Foto: Dok Pri
Ketua Umum KAGAMA Filsafat, Achmad Charris Zubair, memiliki pandangan tentang humor yang paling berkualitas dari sisi filosofi. Foto: Dok Pri

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Humor adalah bagian dari ekspresi atas sensasi dalam kehidupannya. Suatu hal yang menyelingi suka dan duka, serta menangis dan tertawa.

Dalam batasan paling elementer, humor merupakan reaksi mental yang dimunculkan oleh sensasi pembuat senang, sehingga manusia itu tertawa.

Demikian seperti dituturkan Ketua Umum KAGAMA Filsafat, Drs. Achmad Charris Zubair, S.U.

Charris menjelaskan hal itu dalam webinar Filosofi Humor Nusantara yang diadakan oleh Laboratorium Filsafat Nusantara Fakultas Filsafat UGM, Kamis (11/6/2020) lalu.

Kendati demikian, Charris mengatakan, dalam tahapan lanjut, puncak kebahagiaan dan puncak kesedihan sebenarnya memiliki reaksi yang sama.

Baca juga: Antivirus Belum Ditemukan, Begini Terapi Penyembuhan Covid-19

“Yakni sama-sama menangis, kita tidak tertawa. Inilah satu hal yang perlu kita refleksikan dalam batasan paling elementer (filosofis),” ujar Charris.

“Namun demikian, kita harus tahu bahwa yang namanya tertawa itu adalah bagian dalam kehidupan kemanusiaan,” terang purna dosen Fakultas Filsafat UGM ini.

Bagi Charris, tertawa merupakan ekspresi humor yang paling mendasar dan harus ada konteksnya.

Karena itu, kata dia, jikalau tertawa tidak ada konteks, maka bisa jadi hal itu adalah ketidakwarasan.

“Harus ada alasan mengapa ada tertawa, misalnya ucapan, ketidaklaziman dan lain-lain,” ujar Charris.

Baca juga: Dianggap Berlebihan, Strategi Ini Justru Mampu Menekan Angka Penularan Covid-19 di Vietnam