Era Normal Baru di Mata Guru Besar FK-KMK UGM

930

Baca juga: Langkah Ikatan Apoteker Indonesia Kota Samarinda Bantu Penanganan Korban Banjir

Lebih lanjut, untuk poin pembangunan berkelanjutan, Hari juga melihat Pemerintah dan swasta punya komitmen bersama.

“Seperti pengentasan kemiskinan, kecukupan pangan, pendidikan berkualitas, sanitasi, dan ketersediaan air bersih, akan semakin diandalkan,” ujar Hari.

“Tatakelola bisnis yang baik dengan memperhatikan kinerja organisasi sekaligus kesejahteraan tenaga kerja, menjadi tantangan di tengah tuntutan inovasi dan kerja sama.”

“Yakni dalam menciptakan kekayaan intelektual dan paten dalam waktu yang lebih cepat,” terang alumnus S3 Epidemiologi Yale University School of Medicine tersebut.

Bagi Hari, normal baru adalah aksentuasi (pengutamaan) kecenderungan sejak beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Sekolah Vokasi UGM Bikin warungjogja.com untuk Bantu UMKM

Oleh karena itu, pandemi Covid-19 mengakselerasi perwujudan kecenderungan tersebut.

Dalam hal ini dengan menghormati harkat dan martabat manusia yang terancam oleh musuh bersama.

Serta melakukan langkah-langkah agar musuh bersama itu tidak menerkan diri sendiri atau orang lain.

“Yaitu melalui kebiasaan-kebiasaan mendasar seperti cuci tangan, pemakaian masker dan (jaga -red) jarak fisik,” ucap Hari.

“Sampai vaksin yang efektif dapat diberikan secara massal kepada masyarakat,” pungkas sang pegiat Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM ini. (Ts/-Th)

Baca juga: Apa Saja yang Harus Disiapkan Indonesia untuk Menghadapi New Normal?