Era Normal Baru di Mata Guru Besar FK-KMK UGM

930

Baca juga: Ketua KAGAMA Batang Ini Pernah Jadi Saksi Patah Hati Teman KKN

Sementara itu, prediksi dari Nomura malah lebih ekstrem, minus 4 persen!

Karena itu, pemerintah di seluruh dunia mengucurkan stimulus. Baik untuk mempertahankan dunia usaha dan menyantuni mereka yang kehilangan pekerjaan.

“Terkait pandemi, stimulus juga perlu dialokasikan untuk melakukan tes dan menemukan mereka yang berpotensi menularkan Covid-19,” tutur Hari.

“Serta memetakan antibodi yang menunjukkan riwayat infeksi,” terang Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi UGM ini.

Lebih lanjut, Hari menyebut stimulus juga diperlukan untuk mengupayakan vaksin jika sudah tersedia.

Baca juga: Bantuan APD dari KAGAMA Jadi Spirit bagi Penanganan Covid-19 di Kabupaten Muna

Dia pun berkaca pada banyak bank sentral di seluruh dunia yang membeli obligasi (surat berharga) pemerintah jangka panjang.

Obligasi itu langsung digunakan untuk menyalurkan dana secara langsung ke sistem finansial.

“Langkah moneter tersebut dikenal sebagai (kebijakan-red) quantitative easing,” terang Hari.

Dosen Depertemen Kedokteran, Keluarga, dan Komunitas FK-KMK UGM ini lantas melihat bahwa pandemi jadi akselerator peran sistem digital.

Hal itu turut serta memunculkan kebiasaan anyar dalam era normal baru. Seperti belajar, rapat, pengambilan keputusan kelompok, yang bisa dilakukan secara daring.

Baca juga: Gubernur DIY Tak Ingin Terburu-buru Terapkan New Normal, Begini Alasannya