Terkenal sebagai Ahli Medis, Prof. Sardjito Punya Peran Besar di Bidang Politik

1421

Baca juga: Alumnus Akuntansi UGM Emban Amanah Baru di Jajaran Direksi BNI

Benar saja, sepanjang hidup Sardjito tak pernah memimpin partai politik atau sebuah lembaga negara.

Dia sekadar pernah belajar politik ketika menjadi Ketua Budi Utomo cabang Batavia (1924).

Akan tetapi, kata Mahfud, bila politik diartikan sebagai kegiatan mengoordinasikan, membangun, dan mempertahankan negara, maka Sardjito punya peran penting.

Dalam hal ini, peran Sardjito diistilahkan Mahfud dengan high politics.

Prof. Sardjito memainkan politik inspiratif. Yakni membangun konsep-konsep untuk mencetak kader-kader yang baik,” tutur Mahfud.

Baca juga: Ganjar Pranowo Sampaikan Duka Cita dan Siap Bantu Evakuasi Siswa SMPN 1 Turi, Sleman

Pernyataan Mahfud didasarkan pada situasi yang terjadi di dunia dan Indonesia saat Sardjito menjadi rektor UGM pada 1949-1961.

Kala itu, politik di dunia sedang berkecamuk. Negara-negara penguasa berlomba untuk melebarkan ideologi berbangsa dan bernegaranya ke seluruh penjuru dunia.

Sementara di Indonesia, perang pikiran antara negara kebangsaan agama dan dan negara kebangsaan sekuler belum usai.

Berbagai pergolakan di tanah air terjadi pada waktu itu, seperti pemberontakan DI/TII (Negara Islam Indonesia).

Akan tetapi, Sardjito menegaskan bahwa UGM berlandaskan Pancasila.

Baca juga: Pasien Tanpa Gejala adalah Penyebar Berbahaya Virus Korona