Arbain Rambey di KAGAMA Yuk Motret:  Kemampuan Teknis Bukan Hal Utama dalam Foto Travel

354

Baca juga: KAGAMA Bukan Tunggangan

Konsep teknis, posisi, komposisi, dan momen tersebut berlaku untuk seluruh jenis foto: manusia, landscape, benda mati, dan acara.

Bagi Arbain, empat jenis foto itu punya aturan-aturan tertentu. Di foto manusia, ekspresi yang jadi fokusnya.

“Saat memotret orang yang bukan model professional, fotografer kudu pintar membuat nyaman orang tersebut. Misal foto salah satu direktur bank yang kaku karena ada sopir dan ajudannya dalam ruangan.”

“Karena jaim, sang direktur bergaya kaku ketika difoto. Fotografer sebaiknya mempersilakan sopir dan ajudannya keluar ruangan dulu, sang direktur diajak ngobrol santai dengan cara begitu sang direktur merasa nyaman dan tidak lagi bergaya kaku,” kata Arbain.

Sedangkan saat mengambil foto out door atau foto landscape sebaiknya waktunya harus pagi atau sore hari.

Beda lagi dengan foto benda mati, sudut pandang harus diperhatikan betul agar menemukan sisi yang paling bagus.

Sementara itu, untuk foto acara, sebaiknya dilakukan secara berurutan. Dalam hal ini menggunakan teknik foto seri.

Rombongan peserta KAGAMA YUK MOTRET II Kunjungi  Bendungan Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Foto: Istimewa
Rombongan peserta KAGAMA YUK MOTRET II Kunjungi  Bendungan Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Foto: Istimewa

Baca juga: Dua Kendaraan Ini Jadi Andalan Mahasiswa UGM Tempo Dulu Saat Berangkat ke Kampus

Arbain pun berpesan agar fotografer mampu menerjemahkan pesan dari pemesan foto.

“Pernah salah satu media besar  dalam rangka ulang tahunnya meminta Saya mengirim foto dengan tema ‘lintas generasi’, atau saat Pilpres 2009 salah satu kandidat meminta foto ‘berpandangan ke depan dan bersih’. Maka Saya berusaha sebisa mungkin memenuhinya,” ucap Arbain sambil menunjukkan hasil foto yang dimaksud.

Arbain juga memberikan tips kepada para fotografer yang ingin unjuk gigi dalam lomba.

Menurutnya, seseorang yang mengikuti lomba harus mampu membuat foto yang bagus, indah, dan menarik.

Hal terpenting berikutnya fotografer harus menyesuaikan diri dengan tujuan lomba diadakan.

“Misal foto untuk daerah tujuan wisata, harus terlihat menarik, tidak mengambil foto obyek atau orang yang tidak terkait dengan pariwisata,” kata Arbain.

“Dalam sebuah lomba, satu foto yang sejenis akan diambil dari banyak foto yang sama. Misal lomba foto untuk taman safari atau kebun binatang. Meski ada beberapa foto tentang Singa dan semuanya amat bagus, hanya akan diambil satu foto singa saja, kemudian foto hewan lain,” pungkasnya.

Baca juga: Akankah WNI eks ISIS Dipulangkan?