Arbain Rambey di KAGAMA Yuk Motret:  Kemampuan Teknis Bukan Hal Utama dalam Foto Travel

347
Kemampuan teknis ternyata bukan hal utama dalam fotografi travel. Foto: Istimewa
Kemampuan teknis ternyata bukan hal utama dalam fotografi travel. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, BOGOR – Arbain Rambey (fotografer profesional), Marrysa Tunjung Sari (fotografer professional & travel writer), Raiyani Muharramah (travel photographer & writer) menjadi narasumber dalam kegiatan KAGAMA Yuk Motret II.

Kegiatan yang digagas Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) ini diadakan di Bendungan Ciawi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Minggu (9/2/2020).

Terdapat 51 peserta yang terdiri atas alumni UGM dan pehobi fotografi yang berada di Jakarta dan sekitarnya.

Kegiatan bertajuk ‘Story Telling in Travel Photography’ ini dimulai tepat pukul 09.00 dan berakhir pukul 17.00 WIB.

Ketua PP KAGAMA Bidang Fasilitasi Alumni, Bambang E. Marsono, mengatakan, kegiatan KAGAMA Yuk Motret merupakan program kegiatan rutin PP KAGAMA.

Kemampuan teknis ternyata bukan hal utama dalam fotografi travel. Foto: Istimewa

Kemampuan teknis ternyata bukan hal utama dalam fotografi travel. Foto: Istimewa

Baca juga: KAGAMA Yuk Motret Kunjungi Bendungan Kering Pertama di Indonesia

“Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan fotografi alumni UGM peminat fotografi dengan menghadirkan fotografer profesional untuk memberikan latihan dan kiat praktis fotografi,” jelasnya.

Sementara itu, dalam paparannya, Arbain Rambey menjelaskan, foto pada dasarnya memiliki empat komponen, yaitu teknis, posisi, komposisi, dan momen.

Namun, Arbain memandang, bahwa kemampuan teknis bukan yang utama. Melainkan, posisi, komposisi, dan momen saat foto diambil.

“Momen sangat penting bagi foto. Momen yang berbeda akan menghasilkan perbedaan bagai bumi dan langit,” kata Arbain.

“Kadang fotografer harus menciptakan momen. Misal saat foto olahraga: fotografer dapat memberi tahu atlet  nanti saat mencetak gol atau sampai garis finish lakukan selebrasi yang ekpresif, berlari ke arah fotografer untuk dijepret. Hasil foto akan lebih hidup,” ujarnya.

Lelaki kelahiran Semarang ini pun menggarisbawahi, software photoshop lazim digunakan oleh fotografer profesional.

Namun, katanya, Photoshop tidak mampu membuat foto jelek menjadi bagus. Termasuk mengutak-atik posisi, komposisi, dan momen.

Baca juga: Kiat Jitu Membuat Foto Travel Bisa Bercerita