Baca juga: Pengalaman Prof. Endang S. Rahayu di Jepang yang Berujung Pertemanan Tak Berkesudahan
Jalanan sempit dan saat itu macet membuat suasana perjalanan sedikit tegang.
Namun demikian, hal itu terbayar lunas dengan hamparan hijau berbukit-bukit yang menyegarkan mata.
“Suasana macet, jalanan sempit, ini justru yang akan dikenang lama,” kata Bambang.
Perjalanan pun dilanjutkan menuju Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu.
Dalam setiap perjalanan, mereka tak hanya menikmati hamparan keindahan alam, namun juga seru-seruan dengan bakar jagung di lereng Merapi, menyaksikan gelaran kesenian sembari ngopi di lereng Sindoro-Sumbing, serta tak lupa mengabadikan momen indah bersama teman-teman seangkatan.
Baca juga: Kenangan Prof. Sigit Supadmo Arif tentang Mekanisasi Pertanian: Miskin, Gondrong, dan Kumal
Kenangan Bambang Ungaran Si ‘Dunia Terasa Berputar’
Dalam setiap reuni, selalu ada cerita nostalgia yang muncul.
Seperti yang dirasakan Sumantri Bambang Widodo, salah satu peserta reuni.
Pria yang akrab dipanggil Bambang Ungaran ini mengaku dasarnya memang hobi reuni.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga memberikan sebuah buku yang telah dia tulis selama 6 tahun saat menjadi Kepala Dinas Pertanian Wonosobo, berjudul Burung Hantu Pengendali Tikus Alami.
Bambang Ungaran yang juga seorang pensiunan Kepala Dinas Pemkab Kendal ini pun tak pernah absen dari reuni alumni Fakultas Pertanian angkatan 1972, baik yang midterm maupun yang akbar.
“Setelah kumpul-kumpul itu merasa kembali muda. Memori yang lalu diputar,” ujar Ketua Bidang Organisasi Pengcab KAGAMA Semarang ini.
Dalam suasana guyub tersebut, dia jadi teringat saat kali pertama masuk kuliah di Kampus Kerakyatan.
Baca juga: Pertanian, Industri dan SDM Jadi Kunci Sulut Siap Tantang Era Industri 4.0
