Baca juga: Kepala Museum Biologi UGM Ini, Berkali-kali Trauma pada Ular
Perjalanan yang Menuntun Pulang
Kesempatan menjadi anggota Badan Pelestarian IAI tidak disia-siakan oleh Wulan.
Sebab, tugas perjalanan ke seluruh penjuru negeri membuka cakrawalanya tentang keunikan budaya Indonesia.
“Kami memang fokus di pelestarian bangunan cagar budaya. Hanya saja, kami jadi keliling ke daerah-daerah dan Saya ikut melihat berbagai potensi,” terang Wulan.
“Oke, di daerah A mereka memproduksi teh, di daerah B mereka memproduksi kemiri,” jelasnya.
Nah, di titik itulah Wulan kemudian teringat dengan warisan turun-temurun keluarganya.
Dia sadar bahwa neneknya dulu juga gemar membikin sabun dan produk perawatan tubuh yang sarat kearifan lokal.
Dari sinilah jalan pulang Wulan ke warisan keluarga terbuka setelah menjalani 12 tahun karier.
Baca juga: Imbas Buruk Perlakuan Diskriminatif yang Dilakukan Petugas Kesehatan kepada Penyintas HIV/AIDS
Tepat pada 2016, dia mendirikan CV Akuna Sejahtera bersama sang adik, Dina, guna memproduksi dan mengembangkan produk perawatan tubuh berbasis herbal.
Sebelum di IAI, keinginan Wulan untuk mengembangkan produk turun-temurun keluarga sebetulnya sudah ada.
Namun, lanjut Wulan, tugas perjalanan ke seluruh negeri dari IAI dia sadari membuatnya fokus pada budaya tumbuhan tradisional yang digunakan masyarakat Indonesia.
Budaya penggunaan tumbuhan tertentu oleh masyarakat lokal disebut etnobotani.
Dalam hal ini, Wulan bertekad menjadikan etnobotani Indonesia sebagai landasan produk-produk Akuna.
“Dari perjalanan-perjalanan yang Saya lalui, Saya mengkhususkan produk untuk menggunakan tumbuhan yang tumbuh di Indonesia,” ucap Wulan.
“Hanya menggunakan resep yang memang sudah ada di Indonesia. Jadi, ini (Akuna) berdasarkan tradisi. Kami tidak membuat resep baru lagi,” terang wanita yang berulang tahun tiap 20 Agustus ini.
Baca juga: Tim KKN-PPM UGM Unit Samboja Diterjunkan, Tantangan Pemberdayaan Masyarakat Ibu Kota Baru
